Ketika marah, kita bisa melakukan apa saja, karena di saat itu kita kehilangan kemampuan untuk berpikir rasional dan jangka panjang. Makanya, banyak nasihat yang menganjurkan kita supaya diam ketika marah.
Sering kali kelakukan orang lain memang memicu kemarahan kita, misalnya pelayanan yang kurang, kiriman barang terlambat sehingga mengganggu jadwal kita, pesanan tidak sesuai padahal kita sedang sangat membutuhkannya segera, atau apa punlah yang menciderai hak kita. Apabila orang lain memberikan hak kita dengan baik, tentu saja kita tidak akan marah dong?
Beberapa kali saya bertemu dengan pelayan atau pedagang yang kurang pelayanannya. Sempat terbesit untuk memberikan bintang dan ulasan yang menunjukkan rasa ketidaksenangan, akan tetapi, saya tahan diri saya dan memikirkan dampak jangka panjangnya.
Bila kita berkomentar negatif, maka orang lain dapat terpengaruh untuk melakukan hal yang sama atau bahkan mengurungkan niatnya untuk datang ke sana.
Bila kita berkomentar negatif, maka yang akan terkena imbasnya nanti bukan hanya satu dua orang pekerja di sana, melainkan semua orang yang bekerja di tempat itu, padahal yang salah bisa saja hanya satu orang, bukan semuanya. Padahal, yang kurang bisa jadi hanya satu dua hal, bukan secara keseluruhan.
Masa kita harus menghukum semua orang jika yang salah hanya satu di antara yang semua itu?
Tidak fair dong?
Lagipula, karma itu nyata dan tidak pernah salah tempat. Walaupun kita menggunakan akun anonim, tetap saja Tuhan tahu bahwa yang memberikan bintang satu dan meninggalkan komentar sadis itu adalah kita. Jika kita tega memberikan review yang kejam kepada usaha orang lain, maka jangan mengeluh jika suatu saat nanti akan ada orang yang melakukan hal yang sama pada usaha kita.
Jika ada orang yang tega memberikan review yang buruk pada tempat kerja kita, bisa jadi itu karena ada salah satu di antara rekan kerja kita yang tega melakukan hal serupa.
Maka dari itu, penting sekali bagi kita untuk memilih lingkungan kerja yang dipenuhi oleh orang-orang yang positif. Bukan yang hobinya sambat, ngomel, melampiaskan amarah dlsb. Serius deh kalau kelakuan kita begitu, kita akan menjadi pembawa sial bagi diri sendiri dan orang lain.
Ujung-ujungnya, biasanya respon saya antara tiga hal ini:
1. Diam saja, mengingat pelayanan sesuai harga dan waktu pesanan. Saya gak akan ekspektasi tinggi-tinggi kalau uang yang saya keluarkan juga gak banyak. Misalnya, saya bli nasi padang 20 ribu malam-malam, wajar jika saya mendapatkan kikil yang kecil dan sayur yang sudah tidak segar dan kurang lengkap.
2. Kirim pesan pribadi. Saya gak mau mematikan usaha orang, saya gak mau usaha orang itu tutup karena bintang dan review yang tidak baik dari saya. Oleh karena itu, jika tidak puas dengan pelayananannya, saya akan mengirimkan pesan pribadi supaya dia tahu apa kesalahannya dan bisa melakukan perbaikan ke depan tanpa mempermalukannya di depan umum. Yang namanya orang bikin salah itu wajar bangetlah, kita sebagai sesama manusia tentu paham. Kadang kita juga kurang tidur, kurang fokus, lupa, tidak sadar, dlsb sehingga bikin salah. Bila kesalahan orang lain bukanlah kesalahan yang fatal, janganlah menghukum orang lain terlalu kejam. Semuanya bisa diselesaikan baik-baik.
3. Memberikan bintang tiga dengan catatan. Jika saya merasa tidak puas atau bahkan dirugikan, misalnya makanan yang saya pesan rasanya tidak segar dan tidak enak, sementara saya tidak bisa meninggalkan private message, saya akan memberikan komentar di ruang publik dengan masukan yang positif. Alih-alih mengatakan "Makanan terburuk, gak becus, kalau gak bisa masak gak usah jualan" dll yang sadis-sadis, kita bisa memulai review dengan memberikan apa yang bisa dipuji lalu memberikan masukan secara halus, misalnya begini... "Tempatnya bersih dan nyaman, saya yakin tempat ini akan lebih diminati pengunjung jika dapat meningkatkan kualitas rasa dan kesegaran dari makanan yang disajikan."
Akhir kata, alangkah baiknya bila kita bisa menahan diri untuk tidak melampiaskan amarah kita. Apabila kita meludah ke sumur orang lain, maka yang akan rugi bukan hanya satu orang, melainkan semua orang yang bergantung pada sumur itu--termasuk mereka yang tidak bersalah. Apabila kita meludah ke sumur orang lain, jangan marah bila orang lain juga melakukan hal yang sama, karena karma tak pernah salah tempat.