Wednesday, 30 October 2024

Yakin Mau Kasih Bintang 1?

Ketika marah, kita bisa melakukan apa saja, karena di saat itu kita kehilangan kemampuan untuk berpikir rasional dan jangka panjang. Makanya, banyak nasihat yang menganjurkan kita supaya diam ketika marah. 

Sering kali kelakukan orang lain memang memicu kemarahan kita, misalnya pelayanan yang kurang, kiriman barang terlambat sehingga mengganggu jadwal kita, pesanan tidak sesuai padahal kita sedang sangat membutuhkannya segera, atau apa punlah yang menciderai hak kita. Apabila orang lain memberikan hak kita dengan baik, tentu saja kita tidak akan marah dong?

Beberapa kali saya bertemu dengan pelayan atau pedagang yang kurang pelayanannya. Sempat terbesit untuk memberikan bintang dan ulasan yang menunjukkan rasa ketidaksenangan, akan tetapi, saya tahan diri saya dan memikirkan dampak jangka panjangnya.

Bila kita berkomentar negatif, maka orang lain dapat terpengaruh untuk melakukan hal yang sama atau bahkan mengurungkan niatnya untuk datang ke sana.
Bila kita berkomentar negatif, maka yang akan terkena imbasnya nanti bukan hanya satu dua orang pekerja di sana, melainkan semua orang yang bekerja di tempat itu, padahal yang salah bisa saja hanya satu orang, bukan semuanya. Padahal, yang kurang bisa jadi hanya satu dua hal, bukan secara keseluruhan. 
Masa kita harus menghukum semua orang jika yang salah hanya satu di antara yang semua itu?
Tidak fair dong?
Lagipula, karma itu nyata dan tidak pernah salah tempat. Walaupun kita menggunakan akun anonim, tetap saja Tuhan tahu bahwa yang memberikan bintang satu dan meninggalkan komentar sadis itu adalah kita. Jika kita tega memberikan review yang kejam kepada usaha orang lain, maka jangan mengeluh jika suatu saat nanti akan ada orang yang melakukan hal yang sama pada usaha kita.

Jika ada orang yang tega memberikan review yang buruk pada tempat kerja kita, bisa jadi itu karena ada salah satu di antara rekan kerja kita yang tega melakukan hal serupa.
Maka dari itu, penting sekali bagi kita untuk memilih lingkungan kerja yang dipenuhi oleh orang-orang yang positif. Bukan yang hobinya sambat, ngomel, melampiaskan amarah dlsb. Serius deh kalau kelakuan kita begitu, kita akan menjadi pembawa sial bagi diri sendiri dan orang lain. 

Ujung-ujungnya, biasanya respon saya antara tiga hal ini:

1. Diam saja, mengingat pelayanan sesuai harga dan waktu pesanan. Saya gak akan ekspektasi tinggi-tinggi kalau uang yang saya keluarkan juga gak banyak. Misalnya, saya bli nasi padang 20 ribu malam-malam, wajar jika saya mendapatkan kikil yang kecil dan sayur yang sudah tidak segar dan kurang lengkap.

2. Kirim pesan pribadi. Saya gak mau mematikan usaha orang, saya gak mau usaha orang itu tutup karena bintang dan review yang tidak baik dari saya. Oleh karena itu, jika tidak puas dengan pelayananannya, saya akan mengirimkan pesan pribadi supaya dia tahu apa kesalahannya dan bisa melakukan perbaikan ke depan tanpa mempermalukannya di depan umum. Yang namanya orang bikin salah itu wajar bangetlah, kita sebagai sesama manusia tentu paham. Kadang kita juga kurang tidur, kurang fokus, lupa, tidak sadar, dlsb sehingga bikin salah. Bila kesalahan orang lain bukanlah kesalahan yang fatal, janganlah menghukum orang lain terlalu kejam. Semuanya bisa diselesaikan baik-baik.

3. Memberikan bintang tiga dengan catatan. Jika saya merasa tidak puas atau bahkan dirugikan, misalnya makanan yang saya pesan rasanya tidak segar dan tidak enak, sementara saya tidak bisa meninggalkan private message, saya akan memberikan komentar di ruang publik dengan masukan yang positif. Alih-alih mengatakan "Makanan terburuk, gak becus, kalau gak bisa masak gak usah jualan" dll yang sadis-sadis, kita bisa memulai review dengan memberikan apa yang bisa dipuji lalu memberikan masukan secara halus, misalnya begini... "Tempatnya bersih dan nyaman, saya yakin tempat ini akan lebih diminati pengunjung jika dapat meningkatkan kualitas rasa dan kesegaran dari makanan yang disajikan."  

Akhir kata, alangkah baiknya bila kita bisa menahan diri untuk tidak melampiaskan amarah kita. Apabila kita meludah ke sumur orang lain, maka yang akan rugi bukan hanya satu orang, melainkan semua orang yang bergantung pada sumur itu--termasuk mereka yang tidak bersalah. Apabila kita meludah ke sumur orang lain, jangan marah bila orang lain juga melakukan hal yang sama, karena karma tak pernah salah tempat.

Tuesday, 29 October 2024

Stay Safe

Barusan, adik saya kasih lihat video laki-laki yang diajak nge-gay sama stranger sampai berani-beraninya ngelakuin physical touch, padahal lagi di tanah suci.

Jadi laki tuh ngeri juga ya, ngerinya karena gak bisa terlepas dari ancaman pelecehan seksual dari sesama yang punya otoritas lebih atau punya badan yang lebih besar.

Yang namanya jadi korban pelecehan seksual itu pasti gak enak banget. 
Kejadian traumatis itu kan bisa ngancurin mental korbannya dan membuat dia jadi merasa gak berarti lagi bahkan sampai membenci dirinya sendiri.
Sehingga, dia bisa melakukan hal-hal destruktif yang bisa membahayakan, menyakiti atau merusak dirinya sendiri.
Kalau sama diri sendiri aja begitu, ke orang lain juga bisa begitu. 

Saya sih bisa menerima korban pelecehan seksual 100%, karena dia korban. Dia gak salah. Lain halnya kalau dia adalah pelaku. 

Kadang dunia luar bisa seserem itu yah. Hari gini memang amannya sering-sering di rumah ajalah. Cari duit juga dari rumah aja kalau bisa. Gak perlu cari penyakit dengan berkelana ke tempat-tempat asing yang sepi sendirian, apalagi malam-malam.

Saya jadi mikir dua kali ini buat solo traveling. Wong di tanah suci aja masih ada orang kek gitu. Bikin insecure. Dari informasi yang saya dapatkan, bukan hanya predator aja yang berkeliaran di sana, tapi juga pencuri, penipu, dan lain sebagainya.

Kita memang gak boleh terlalu keras sama diri sendiri. Kadang, kita perlu ditemani oleh orang lain. Karena, setan itu beraninya sama orang yang pergi dan tinggal sendirian.

Saya pernah pindahan dan nyoba sewa rumah sendiri dua kali, waktu itu mau coba merintis tempat kursus dan usaha di sana. 
Saya mau bikin perijinan makanan di sana, karena rumah lama itu sangat tidak memungkinkan. 
Kalau kita gak punya ijin PIRT dlsb kan usaha kita jadi gak bisa berkembang. 
Hanya terbatas dalam skala kecil aja. 
Kalau apa yang kita rintis sudah sukses, kita tinggal copas aja polanya buat diterapin di cabang-cabang yang baru.
Dengan begitu, kita bisa ekspansi.

Akan tetapi bawaan saat saya ngontrak sendiri itu gak enak banget, was-was mulu walaupun saya sudah minta kakak ipar saya buat ngebor pintu dan ngasih beberapa slot tambahan. 
Harusnya saya percaya insting saya sejak awal, bukannya malah menepisnya dengan berbagai pemikiran positif yang dipaksa-paksakan.
Kalau saya ngikutin intuisi saya, gak akan itu saya buang-buang energi, waktu dan biaya untuk ngontrak di sana. 
Tapi gak apalah buat pengalaman, supaya saya bisa lebih mempercayai intuisi saya.

Akhirnya, saya pindah lagi ke rumah lama setelah mengalami banyak gangguan yang sebenernya adalah bentuk perlindungan Tuhan. 
Ada-ada ajalah masalahnya. 
Entah ada pasutri yang berantem mulu samping rumah sampai bawa-bawa pisau karena ekonomi sulit, entah kena banjir yang biasanya gak pernah terjadi, yah, macem-macemlah. 
Saya gak peduli sama biaya sewalah, yang penting saya pergi secepat mungkin dari tempat itu. Emang doa itu penting dan kita harus percaya sama intuisi kita.

Emang bener dah. Mau coba usaha kek gimana pun kalau belum waktunya, kalau belum diizinkan sama Allah mah percuma. Ada aja kendalanya. Tempatnya gak cocok, partner gak mendukung, tiba-tiba kena bencana, dlsb.

Sebelum traveling, sewa/bli tempat usaha dan coba usaha lagi kayaknya memang perlu cari partner yang sejalan dulu deh biar ada yang nemenin.
Bayarin adik mulu buat temani kemana-mana bisa boke, teman satu circle gak selalu sejalan.
Wahai manusia baru yang orientasinya akhirat, tujuannya ridho Allah dan mau ke surga Firdaus bareng-bareng, tunjukkanlah dirimu. Ayo kita jalan bareng.

Capek

Kalau lagi PMS atau menstruasi, sepositif apa pun perempuan, bisa banget feeling down karena level estrogennya anjlok. Jadinya ya gitu. Melow, uring-uringan, emosional, merasa lelah banget sama hidup.

They just need an oxytocin booster to feel better.
Bukannya malah diceramahi apalagi di-judge kagak bersyukur dll.

Lagi merasa capek lahir batin, malah di-judge macam-macam dan dikuliahin panjang lebar seakan gak punya pikiran dan perasaan.
Gak pas banget, Bro. 
Padahal yang begini kan cuma siklus sementara, kalau sudah lewat masanya juga akan ceria lagi.

Ini sama ngeselinnya bagi laki ketika baru tiba di rumah dan sedang beristirahat sendirian setelah lelah bekerja, malah di-judge males karena gak langsung bantu urus pekerjaan rumah.

Orang capek, bukannya disambut dengan senyum, dipijit-pijit, dipeluk atau dicium, dipuji karena sudah berusaha memberikan yang terbaik buat keluarga, dijamu pake yang enak-enak terus dibiarin istirahat sendirian sambil dibilang "take your time", malah di-judge males, enak gak tuh?
Merasa gak dipahami, kan? Kecewa, kan? Pengen marah, kan? Mikir, "Pasangan gue kok gak peka banget", kan?

---

Setiap manusia dewasa yang hidup di Bumi pasti pernah merasa capek. 
Mengharapkan orang lain untuk selalu ceria dan baik-baik saja adalah ekspektasi yang konyol dan mustahil luar biasa.
Sejak Bumi diciptakan hingga hancur lebur jadi abu, kagak bakal pernah ada satu pun manusia dewasa yang gak pernah merasa down.
Gak terkecuali para manusia terbaikNya.
Waktu para nabi diberi ujian berat bertubi-tubi hingga dimakan paus, ditinggal mati istri dan anaknya berkali-kali, pengen dibelah waktu bersembunyi, diminta untuk menyembelih anak yang telah dinanti-nantikan sekian lama dlsb, apakah mereka baik-baik saja? 
Apakah mereka gak merasa down?

Merasa capek itu wajar, dan ketika orang merasa capek, entah secara fisik maupun batin, yang mereka butuhkan bukanlah penghakiman atau nasihat panjang lebar, melainkan pengertian dan penghiburan.

Sunday, 27 October 2024

Motivasi vs Demotivasi

Saya bikin threads beberapa hari lalu, banyak orang di atas 30 yang belum menikah dan sedang mencari jodoh.

Banyak juga yang tidak mau menikah lantaran takut mengalami kesulitan dan kegagalan seperti orang lain.
Padahal mah, kisah mereka ya kisah mereka ya, kisah kita ya kisah kita.
Kenapa kita harus merasa terdemotivasi dengan kegagalan kisah yang lain? 
Kita kan bisa merangkai kisah kita sendiri.
Kita bisa membuat pilihan yang berbeda dan mendapatkan hasil yang berbeda pula.

Melihat kesulitan atau kegagalan yang lain, lalu merasa terdemotivasi. Hal ini gak hanya terjadi pada orang-orang dalam hal pernikahan aja, tapi banyak hal. Misalnya bisnis. 
Padahal mah, walaupun jutaan orang gagal, kita bisa aja sukses kalau kita melakukan hal yang berbeda dari jutaan orang itu.
Kalau kita mau meniru contoh yang sukses.

Pertanyaan saya, alih-alih melihat contoh yang sukses dan menjadi termotivasi, kenapa orang-orang malah lebih fokus pada yang gagal dan menjadi terdemotivasi? 

Orang-orang media sih seharusnya sadar ya bahwa mereka punya andil yang besar dalam membentuk opini publik.
Saat ini masyarakat membutuhkan lebih banyak berita yang bisa membuat mereka optimis, bukan yang bikin pesimis melulu.

Trading Crypto, Halal atau Haram?

Banyak orang main crypto, termasuk abang dan adik laki saya. Mereka udah main ini sejak jaman jebot. Akan tetapi, selama ini saya gak pernah cari tahu apalagi main ginian.
Malam ini saya dikasih tahu binance, katanya sih cuan banget.
Cari tahu dulu kali ye. Haram halal, aturan mainnya. 

Daripada cuma taro uang di deposito, mandeg, kagak kepake, ya mending uangnya diputerin.
Uang itu kan energi, energi itu harus muter supaya kehidupan ini seimbang.
YOLO. Risk nothing, gain nothing. Udah tua, bentar lagi mati juga. Yang penting kan masih punya active dan passive income
Lagian, masalah kehilangan, jatuh, kalah, atau gagal gitu mah biasa. 
Selama kita sehat, punya otak, skill dan attitude yang bagus, kita bisa mulai lagi semuanya dari 0.

Masalah prediksi sih, prediksi saya sering kali tepat. Pas undian gratis di Alfamart aja, 2 kali berturut-turut saya ikut, 2 kali saya menang hadiah pertama dan kedua.
Ujian masuk universitas aja saya cuma ngeshot ke satu sasaran, dan bener aja tembus. Saya gak bikin cadangan sama sekali karena saya memercayai intuisi saya yang jarang meleset.

Boleh jugalah pake insting bisnis buat main ginian. Apalagi saya termasuk orang yang hoki.
Lumayan buat side job, tambah-tambah biaya honeymoon ke Antartika.

Cuma, kalau haram ya buat apa?
Uang haram itu bahaya, apalagi kalau sampai kemakan jadi darah dan daging. 
Uang haram itu gak berkah, cepat dapat cepat habisnya juga. Merusak akhlak, mengundang masalah dan murka Tuhan.

Kalau dipikir-pikir ya, trading ini tuh sama aja kaya judi gak, sih? Nebak-nebak gitu.
Beberapa pihak bilang kalau ini tuh haram karena mengandung unsur gharar (jual beli yang tidak jelas/mengandung spekulasi) dan dharar (transaksi yang dapat merugikan orang lain).

Untuk side job, saya prefer gali sumur-sumur amal jariyah. Saya mau fokusin energi saya untuk menghasilkan pahala sekaligus passive income dengan akumulasi keuntungan yang tak terhingga.
Gak seperti gaji bulanan yang sudah tahu bakal dapat segitu.

Saya cuma mau menanam sekali, tapi bisa penen selamanya.
Saya gak mau repot-repot kerja apa pun lagi, tinggal biarkan aja sistem yang bekerja.
Makin banyak orang yang bisa saya bantu dengan hasil kerja saya, makin banyak profit dan pahala yang akan saya terima.
Side jobs berbasis amal jariyah ini gak mungkin rugi, malah bakal meningkat terus profit dunia akhiratnya. 
Gak seperti crypto yang naik turun sehingga tidak bisa dijadikan pegangan dan memberikan jaminan bagi masa depan kita yang semakin tua semakin lemah.

Seandainya hasil kerja saya dicuri pun (nauzubillah min dzalik), saya masih bisa panen pahala. Yang penting itu, apa yang saya kerjakan bisa membawa kebaikan tertinggi bagi sebanyak mungkin orang dari masa ke masa, generasi ke generasi. Keuntungan komersil/royalti yang terus mengalir itu cuma efek samping aja.

Prinsip utama saya dalam bekerja sama seperti kaum utilitarian, fokus bekerja untuk menghasilkan the greatest amount of good for the greatest number of people.

Pansos? Ogah

Adik dan kakak perempuan saya suka banget cosplay, kakak saya malah punya puluhan wig dan koleksi berbagai kostum keren yang harganya gak masuk akal.

Barusan, adik saya chat, katanya dia melihat Eno waktu dia cosplay di acara Arcan Alley. Adik saya tahu bahwa kami satu jurusan.

Pulang-pulang dia nanya, "Si Eno kenal sama lu gak sih?"

Saya jawab, lah bukan kenal lagi lah. Kuliah 4 tahun bareng.

Adik saya nanya, "Lo kenapa gak jadian sama Eno aja dah? Udah cakep dia sekarang, seger. Lumayan, bisa pansos."

😂😂😂

Ngakak bener dah. Yakali pansos lewat Eno. Mending nikahin anaknya Elon Musk sekalian.

THB, secakep, semulus, seseksi, sekaya, sepopuler, sebaik, sepinter, dlsb apa pun kenalan saya, saya B aja. Saya tertariknya cuma sama manusia baru, bukan manusia lama.

Saturday, 26 October 2024

Nilai Jual Yang Tak Terkalahkan: Otentisitas & Reputasi

Salah satu fungsi menulis adalah terapi supaya pikiran kita jadi plong. Saya mau menulis refleksi tentang apa yang saya amati belakangan di sini.

Jatuhnya Produk Lokal
Saat ini banyak produk lokal dalam negeri yang jatuh, banyak pedagang yang mengimpor produk serupa dari luar negri lalu menjualnya kembali ke pasar kita dengan harga murah.
Harga dari negara eksportirnya murah banget, walaupun dijual kembali dengan margin yang cukup oke, tetap aja masih lebih murah daripada produk lokal sehingga lebih diminati oleh pembeli.
Harga miring, kualitas oke, pelayanan sangat cepat dan memuaskan. 
Banyak malah yang buka 24 jam, pake chatbot untuk layani calon pembeli sehingga calon pembeli tidak kabur kemana-mana dan mau order.

Nasib produk lokal gimana? Kalau harga produknya gak lebih murah, kualitasnya gak lebih baik, pelayanan seller-nya gak lebih cepat dan gak lebih memuaskan ya bakal kalah saing. Order makin sepi, lama-lama mati.

Darwin pernah bilang gini, "It is not the most intellectual of the species that survives; it is not the strongest that survives; but the species that survives is the one that is able best to adapt and adjust to the changing environment in which it finds itself."

Jadi, pedagang lokal memang perlu upgrade diri supaya bisa bersaing dan survive di pasar bebas dalam era digital saat ini. Di jaman seperti ini, mau gak mau kita memang perlu melek teknologi dan mampu menggunakannya untuk menopang usaha kita.

Tak Bisa Berjaya Selamanya 
Menurut saya mah, kalau kita mau bersaing untuk menjual sesuatu yang sudah umum, gampang ditiru, bisa dibikin atau bisa didapat dimana aja persaingannya bakal super ketat dan margin tipis. 
Gak bisalah berjaya selamanya, paling di masa-masa awal doang sebelum para kompetitor baru berdatangan dengan kualitas produk yang lebih baik tapi dengan harga lebih terjangkau.
Lihat aja tuh mie oven, deodoran tawas, pembersih lerak dll.
Satu bikin, yang lain ngekor semua. 
Yang nyesek, perintisnya bisa kalah saing sama penyontek idenya.
Enak banget ye tinggal ATM, amati tiru modifikasi 😂. 
Kagak perlu buang-buang waktu, duit dan tenaga buat riset dan jatuh bangun lagi kaya si perintis.

Memendeknya Rantai Distribusi 
Di zaman yang serba digital ini, orang-orang juga pada bisa beli langsung dari tangan pertama bahkan dalam jumlah kecil. 
Alih-alih membeli dari reseller yang sudah kesekian, saya juga cenderung mencari sumbernya, tangan pertama, atau yang paling mendekati tangan pertama karena sudah pasti produknya original dan harganya jauh lebih murah. 
Untuk kacamata misalnya, saya pesan sendiri dari luar negeri untuk memotong rantai distribusi yang berpengaruh pada kenaikan harga. Semakin jauh suatu produk dari sumbernya atau semakin panjang mata rantai distribusinya kan produk itu akan semakin mahal, karena setiap mata rantainya itu pasti akan ambil untung dari mata rantai sebelumnya.
Harga frame dan lensa yang saya beli sangatlah murah, harga pembersih lensanya saja 20 kali lipat lebih murah daripada di optik yang biasa saya bli. Semua berkat internet dan jasa forwarder/cargo borongan.
---

Apa yang Bisa Dijual?
Kalau Indonesia mau bangkit, mending jualin aja itu produk lokal yang unik, asli Indonesia.
Tinggal belajar aja cara ngemas produk, cara jualan di pasar lokal dan internasional gimana. Kalau mau belajar ngemas produk makanan bisa belajar dari Mas Filsa Budi Ambiya, penjelasannya ringkas banget dia tuh, mudah dipahami. 
Buat sales dan marketing bisa pake sosmed atau affiliate, mau belajar ekspor juga banyak tutor yang penjelasannya kagak ribet dan tulus mau bantu, misalnya Ibu Dewi, Julio dan si Nicho
Tinggal dicari aja, modal internet.

Bisnis Sunrise: Produk Organik
Bisnis produk organik itu adalah salah satu bisnis yang prospeknya bagus banget, terutama untuk diekspor ke negara-negara maju. Potensi Indonesia untuk bisa ekspor berbagai produk organik dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi sangatlah besar, karena Indonesia memiliki SDA organik yang melimpah ruah baik di daratan maupun di lautan. Pola hidup warganya yang dekat dengan alam juga amat mendukung. Saya dukung banget program pemerintah untuk swasembada pangan modern yang melibatkan generasi milenial dan gen Z, kalau bisa sih pertaniannya organik, karena baik bagi lingkungan dan kesehatan kita. Nilai jual produknya juga jelas jauh lebih tinggi di pasar internasional. Saya maulah berpartisipasi dalam program ini kalau sistem pertaniannya organik mah.

Sebagai pelanggan setia produk organik sejak tahun 2014, saya amati masalah produk organik itu satu, yaitu di kemasan. Walaupun organik, kemasannya masih gak organik. Hal ini sangat disayangkan. Kalau aja ada kemasan untuk produk organik yang kuat namun ramah lingkungan, pasti produk organik akan menjadi pilihan yang sempurna. 

Yang Pro Lingkungan akan Semakin Laris
Karena cadangan BBM semakin tipis, kedepannya, sumber energi alternatif akan semakin diminati. 
Dunia saat sedang dalam masa transisi besar, dari energi yang tak terbarukan menjadi energi terbarukan untuk Bumi yang lebih bersih, lebih hijau, lebih hemat dan lebih sehat.

Kita bisa aja jual biodiesel dari tanaman jarak, biogas sapi feses Sulawesi, bioetanol singkong dan tebu, plastik singkong, sambal tempe organik, atau apa kek yang memberdayakan sumber kekayaan alam kita yang melimpah ini. Yang penting diolah dulu supaya naik nilai jualnya. Jangan jual mentah lah, rugi. Paling kagak, jual dalam bentuk jadi tanpa label. 
Bisnis modal ngepak ulang, tinggal kasih kemasan/label/ merek dagang yang keren kan cuan banget, pasti calon seller kita maulah. Gak perlu bersusah payah dia cari-cari atau ngolah bahan baku lagi. Justru yang bikin harga produk melesat itu kan kemasannya, ya gak? Kita sama-sama paham lah yah.

Kalau bisa, semua produk kita pro lingkungan, karena arah dunia kita ke situ. Yang ramah lingkungan dan menyehatkan akan semakin laku, karena makin ke sini tingkat kesadaran orang-orang semakin naik. 

Larisnya Tempat Nongkrong Sehat dan Keren
Dulu banget waktu SMP saya mau bikin kedai jamu sama temen. Hanya insting aja, karena itu unik dan keren.
Selesai kuliah, dia ngajakin saya wujudin mimpi cuma saya tolak karena saya merasa kami sudah gak sejalan lagi.
Sekarang, karena banyak remaja jompo, banyak orang kena beragam penyakit aneh bahkan dari usia remaja, kedai jamu beneran ada dan menjamur sekarang. Banyak loh kafe jamu keren sekarang. Saya sih gak pernah ke sana ya, karena biasanya saya meramu minuman fermentasi dan jamu saya sendiri. Saya lebih suka nongkrong di kedai susu murni seperti Esturame supaya gak osteoporosis. Udah murah, sehat lagi. Kalau jamu saya masih bisa bikin sendiri, kalau susu buat diminum sendiri kan gak bisa. 
Menurut saya ya bisnis minuman tuh gede banget sih untungnya, modal aer doang sama kemasan, bahan utamanya paling cuma berapa persen.

Aset yang Tak Tergantikan 
Saya sih pengen banget keliling Indonesia tahun depan untuk melihat potensi daerah sekaligus jalan-jalan, ngumpulin data dan foto khas Indonesia yang laku untuk dijual di pasar internasional dalam bentuk produk digital. Bolehlah sekalian bantu mereka untuk masarin produknya secara cuma-cuma. Kebanyakan UKM tuh marginnya tipis, apalagi yang baru merintis, jadi kasihanlah kalau saya pasang tarif segala buat bantu-bantu mereka.

Kira-kira 10 tahun yang lalu sih saya sudah pernah coba berbagai produk UKM berupa makanan khas Indonesia dari Sabang sampai Merauke di JCC, saya ke sana waktu itu bersama ayah saya, disuruh jadi fotografer ensiklopedianya.
Cuma, kali ini pengen aja gitu lihat dapurnya langsung di daerah. Bukan hanya pamerannya.

Aset yang Utama
Produk yang unik, gak bisa ditiru, dan hanya ada di Indonesia itu adalah aset Indonesia yang utama. Baik budaya maupun sumber daya alamnya. 

Kalau mau cuan, kalian yang punya modal buka aja tuh toko oleh-oleh khas daerah.
Abon gulung Manokwari, cakalang fufu Manado, pie susu Bali, bir pletok dlsb 🤤
Mau jual non FnB juga boleh.
Kalau mau laku keras mah jualnya jangan di kuburan, tapi di tempat-tempat yang strategis misalnya di bandara internasional Soekarno-Hatta atau dekat-dekat situlah. Lobi aja tuh tempat kalau bisa. Biar para turis yang mau pulkam mampir situ dulu.
Mau buka di luar negeri juga boleh, kebanyakan pendatang sih nikah sama warga lokal di sana ya supaya bisnisnya lancar.
Misalnya kenalan temen saya, dia nikahin wanita Jepang terus sukses jualan tempe di sana.

Pentingnya Edukasi, Literasi Digital
Untuk lebih mengenal dan bisa memanfaatkan sumber daya alam organik kita secara optimal, masyarakat perlu belajar. 
Sejauh saya memantau dunia ekspor, yang dikirim tuh modelan daun pisang, daun salam, daun ketapang. 
Padahal mah, tumbuhan yang berguna banyak buanget.
Ayah saya pernah nulis ensiklopedia flora, fauna, paku, lumut, ular dll, banyaklah soal biologi untuk mengedukasi masyarakat. 
Cuma, jaman sekarang orang itu lebih suka berselancar di internet daripada duduk baca buku di perpustakaan.

Bagaimana jika kita buat versi web dan video dari hasil penelitian beliau tentang keanekaragaman hayati di Indonesia dalam berbagai bahasa? 
Jadi, warlok bisa memanfaatkannya, sementara orang asing pun jadi mengenal juga dan tertarik dengan manfaatnya.

Selain bisa bantu banyak orang, pasti bakal cuan banget. Amal jariah + halal passive income, Bosque. 

Hal Tersulit dalam Merintis dan Mengembangkan Usaha
Saya pernah kan meet up sama web developer gitu buat bikin proyek ini kira-kira tahun 2016 yang lalu, lah dia malah modus, cari calon istri.
Saya kagak maulah.
Kagak jadilah itu proyek, jadi terbengkalai sampai sekarang. 
Ide ada, modal ada, cuma kalau partner kerjanya gak beres ya proyek kita bisa mandeg juga. Bahkan, bisa hancur gak karuan. Akan tetapi, karena sudah ada AI bahkan yang bisa membuat video dan web otomatis, saya rasa masalah yang satu itu tidak menjadi rintangan lagi. 

Menurut saya ya, hal tersulit dalam membangun dan mengembangkan usaha adalah menemukan partner yang tepat dan profesional, yang kompatibel visi misi jangka panjangnya dengan kita. 
Hal yang terpenting, harus bermoral. Mendahulukan akhirat daripada dunia. Salah partner aja, udah deh, berantakan semua rencana dan kerja keras kita. Gak peduli sebrilian apa pun ide kita dan sebanyak apa pun modal yang kita punya, partner yang salah akan membawa kesialan dan kehancuran bagi usaha kita. Nauzubillah min dzalik.

Jangan gaet yang maunya untung gede-gede dan cepet-cepet hingga menghalalkan segala cara termasuk nyuri karya orang, bikin orderan fiktif dan bli followers palsu. 
Udah kagak berkah, merusak reputasi.
Orang jaman sekarang itu gak bodoh ya Shay, mereka bisa bedain mana trusted seller mana rubah berbulu domba alias tuti dengan jeli, jadi mending jangan cari penyakit.
Kalau reputasi kita sudah rusak, udeh bakal susah banget dah itu jualan barang-barang yang sangat membutuhkan kepercayaan dari konsumen terkait keasliannya misalnya madu, vitamin, obat-obatan, perhiasan dan benda elektronik.

Menjadi Pedagang yang Beretika 
Walaupun kita pedagang, jangan terlalu oportunislah, tetap ada etika yang perlu kita jaga. Jangan pernah membodohi-bodohi atau merusak kepercayaan orang lain demi keuntungan komersil.
Kita harus benar-benar menjaga kepercayaan calon pembeli apalagi pelanggan, melayani dengan sepenuh hati.
Kita berjualan bukan demi uang semata, kita berjualan karena ingin membantu dan membahagiakan orang-orang lewat produk atau jasa yang kita jual supaya Allah ridho sama kita.

8 Alasan Sederhana Mengapa Orang Islam Sulit Dihancurkan

Jaman dulu, negara dihancurkan dari luar oleh penjajahan fisik. Jaman sekarang, penjahatnya makin pinter. Dia pelajarin seluk beluk kita untuk mencari kelemahan kita. Apa kelemahan kita? Sesuatu yang kita sukai, sesuatu yang enak-enak.

Suatu negara bisa dirusak dengan mudah lewat hal-hal yang menyenangkan tanpa mereka sadari. Lewat film, musik, video, miras, game, narkoba, junk food, hutang dan konten porno.

Wajar orang Islam dibenci oleh penjajah, karena mereka sulit untuk diperdaya atau dibodoh-bodohi supaya menjadi ketergantungan dan tidak berdaya, kecuali mereka yang imannya lemah.

Hal yang membuat mereka sulit dihancurkan:

1. Orang Islam tidak bisa diperdaya dengan kesenangan semu
Yang menjadi tujuannya adalah ridho Allah yang terinci dengan jelas dalam Al Qur'an dan hadits. 
Walaupun hal itu menyenangkan bagi mereka, kalau Allah menyeru mereka untuk meninggalkan hal itu, maka mereka akan meninggalkannya. 
Sebaliknya, walaupun hal itu tidak menyenangkan bagi mereka, kalau Allah menyeru mereka untuk melakukan itu, mereka akan melakukannya.
Menjadikan kesenangan pribadi sebagai tolok ukur untuk menentukan keputusan atau melakukan sesuatu bukanlah jalan Islam.
Al Qur'an surat Al Baqarah ayat 216:
"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."

2. Islam menyeru umatnya untuk berpikir kritis, menuntut ilmu dan menyebarkan ilmu
Dalam berbagai hadits, orang yang menuntut ilmu dan menyebarkan ilmu ini sangat dimuliakan. Iqra, bacalah. Bukan hanya teks tertulis yang perlu dibaca, melainkan juga berbagai fenomena yang ada secara luas dan mendalam dengan kesadaran tingkat tinggi. Orang yang kritis dan berilmu tentu saja akan sulit untuk diperdaya dengan berbagai tipuan, iming-iming atau janji palsu dengan segala topeng atau kedoknya yang seolah-olah menawarkan kebaikan, kesehatan, kemudahan, kecanggihan atau kemajuan. Islam sama sekali tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan, justru semakin berilmu seseorang, orang itu akan semakin memahami dan mengakui kebenaran dalam Al Qur'an dan hadits.

3. Islam melarang umatnya untuk menunda-nunda dan membuang-buang waktu untuk hal yang tidak/kurang bermanfaat
Misalnya, bermain game atau scrolling media sosial hingga lupa waktu. Hal ini membuat mereka tetap produktif dan tidak terlena dengan kesenangan semu.

4. Islam melarang umatnya berzina
Zina mata, misalnya dengan sengaja melihat aurat lawan jenis di sosmed itu gak boleh. Apalagi sengaja nonton yang porno-porno. Dengan menjaga diri dari zina, yang single akan lebih fokus pada peningkatan kualitas diri. 
Sementara yang sudah menikah akan terlindungi dari perselingkuhan. Kalau orang Islam benar-benar menjaga dirinya dari perzinahan, gak akan ada kasus hamil di luar nikah, aborsi, dan penularan penyakit seksual yang mengerikan bahkan mematikan.
Konten porno memang sebaiknya kita hindari karena hal ini gak ada bagus-bagusnya. 
Malah bisa merusak kesehatan, hubungan dan membuat orang-orang jadi tidak percaya dengan adanya cinta sejati.

5. Islam mengharamkan miras atau segala hal yang bisa menghilangkan kesadaran seperti narkoba
Sering kali kita mendengar orang jadi berani berzina atau menjadi korban perzinahan karena menenggak minuman keras. Tidak hanya itu, kalau sudah hilang kesadaran sehingga tidak bisa mengendalikan diri dan berpikir panjang, orang bisa melakukan apa saja termasuk pembunuhan.

6. Islam mempromosikan gaya hidup sehat
Rasulullah SAW memberikan kita sunnah yang jelas akan hal ini. Dari cara makan, cara minum, cara masuk kamar mandi, posisi tidur, cara ini itu semuanya sudah dikasih tahu. Apa yang boleh dan tidak boleh dimakan dan diminum juga dikasih tahu. Olahraga yang dianjurkan, dll juga sudah diberitahu. Sejauh ini, semua sunnahnya terbukti menyehatkan. Misalnya sayur, buah-buahan, madu, susu, minyak zaitun dlsb yang dianjurkan olehnya. Kalau orang-orang sadar akan kesehatan bahkan bisa self-healing, tentu saja industri junk food, obat-obatan atau jasa kesehatan jadi kurang laku. Ini yang membuat mereka semakin membenci Islam.

7. Islam mengajarkan disiplin dan pengendalian diri lewat ritual yang menyehatkan
Dengan solat, orang bisa berolahraga secara rutin dan ingat kembali apa tujuannya di Bumi. Dengan berpuasa, orang bisa lebih mengendalikan dirinya sehingga tidak mudah tergoda oleh hal-hal yang menyenangkan namun sebenarnya merusak seperti konten porno. Mereka juga tidak akan dengan mudah termakan rayuan iklan untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan.

8. Islam mengingatkan umatnya bahwa segala sesuatunya akan dihisab atau dipertanggungjawabkan termasuk waktu luang, bakat dan hartanya
Oleh karena itu, orang akan lebih hati-hati dalam berpikir, berucap dan bertindak.

9. Islam membebaskan, mengharamkan segala hal yang bisa merusak kedamaian
Islam artinya damai, sehingga segala hal yang bisa merusak kedamaian seperti riba dilarang. Riba akan menjadikan kita sebagai budak di pemberi pinjaman. Membuat kita menjadi terikat dan tidak berdaya, hidup dalam rasa takut dan kekhawatiran. 
Kita khawatir tak mampu bayar sehingga bunga kian membengkak. Kita khawatir jika kita tak mampu membayar hutang beserta bunganya maka jaminan kita akan disita. Hidup seperti ini menyengsarakan bak di neraka.

Alangkah baiknya jika kita bisa memerdekakan budak-budak misalnya orang-orang yang  terpaksa mengabdikan diri di tempat yang tidak seharusnya karena tersangkut hutang yang tak mampu ia bayar. Islam bisa membantu memerdekakkan budak-budak dengan mengharamkan riba, mendistribusikan zakat dan membayar tebusan (kaffarah) untuk dosa besar. Salah satu komunitas yang bisa membantu pelunasan para penghutang adalah Komunitas Nasuha.


Masih banyak lagi hal yang membuat orang Islam sulit dihancurkan dan terhindar dari perangkap musuh yang penuh tipu daya.

Be Selective

Segalanya adalah energi termasuk lagu.
Ada baiknya kita lebih selektif dalam memilih lagu untuk didengarkan atau dinyanyikan.

Jangan sembarangan buka mulut guys, karena kata-kata adalah doa. 
Kalau ada lagu yang enak tapi kata-kata di dalam liriknya jelek banget, skip aja. 
Jangan dibiarin masuk ke dalam kuping, apalagi sampai mempengaruhi dimensi batin dan tertanam di alam bawah sadar kita.

Suka dengerin lagu yang galau-galau, pesimis, patah hati, victim mentality?
Siap-siap aja rusak itu mental.

Kok ada ya orang yang pembawaannya pesimis mulu, mudah patah, gak punya daya juang, sakit hatian, pasif? 
Nah, bisa jadi karena kebiasaannya adalah dengerin lagu yang mengirimkan energi semacam itu. 
Jadi ketularanlah dia, jadi spons energi negatif si pencipta lagu yang dia dengerin itu. Di filsafat seni kita belajar bahwa seni itu memang media untuk menularkan emosi/energi kepada para penikmatnya. Seni itu berhasil kalau dia bisa mempengaruhi emosi/energi orang lain.

Salah satu alasan kenapa musik diharamkan oleh pihak tertentu mungkin karena bisa memberikan efek yang buruk seperti ini. Terutama lagu-lagu gak mutu yang liriknya gak banget, ngajarin untuk give up, zina, selingkuh, bunuh orang dlsb. Nauzubillah min dzalik.

Thursday, 24 October 2024

AI Makin Ngeri

Makin saya geluti AI, makin saya mau jaga privasi terutama foto, video dan suara. 

Jaga privasi terutama foto/video/suara kita itu untungnya banyak.
1. Terhindar dari kejahatan cyber. Jaman sekarang, AI yang bisa ngedit suara, gambar dan video kita itu banyak. Orang sinting yang kurang kerjaan itu ada dan mereka bisa menggunakan semua itu untuk memuaskan nafsunya (diedit jadi naked atau melakukan hal-hal yang tidak senonoh), menggunakannya untuk menipu, menyebarkan fitnah, atau menjadikannya sebagai bahan guyonan.

2. Terhindar dari ain.

3. Terhindar dari hasad.

4. Terhindar dari ganguan sihir.

5. Terhindar dari niat jahat pencuri atau perampok.

6. Terhindar dari fitnah perusak rumah tangga. Pelakor atau pebinor gak akan tertarik sama kita kalau kitanya juga gak mancing-mancing mereka dengan posting keindahan fisik, kekayaan harta atau hal menarik lainnya di media sosial.

7. Menjaga rumah tangga orang lain dari fitnah. Bantulah orang lain untuk setia pada pasangannya dengan tidak mengumbar pesona kita di media sosial. Walaupun banyak filter yang bagus-bagus, bodo amat.

8. Menjaga perasaan pasangan supaya merasa istimewa, secure dan tidak cemburuan 😉😘🤗.
Biar apa coba kita sengaja posting-posting foto selfie yang cakep dan badan yang bagus gitu? Tujuannya apa kalau gak biar diakui, dikagumi dan menarik perhatian orang-orang?
Secakep, semulus atau seideal apa pun fisik kita, jagalah perasaan pasangan kita. 
Don't make it cheap, don't sell it for money or fame. Ada banyak cara yang lebih baik untuk mendapatkan uang tanpa harus menjual diri dan mengorbankan perasaan pasangan kita.
Buat apa sih jadi kaya dan terkenal kalau didapatkan dengan cara yang mematahkan hati pasangan kita?

9. Tidak menghilangkan nur dari air wudhu sehingga kita bisa dikenali oleh Nabi Muhammad SAW nanti di akhirat kelak (Sumber: Habib Umar bin Hafidz). Ini sih alasan yang terpenting. Rela nuker akhirat demi dunia? Saya sih ogah.

Untungnya banyak AI yang bisa bantu kita supaya kaya tanpa nampilin foto, video atau suara kita sendiri sekarang.

Akhir kata, pakailah sosmed dan AI dengan bijak. Kendalikanlah hasrat untuk memuaskan keinginan mata (zina mata, nikmatin foto/video aurat orang, berfantasi najis), keinginan daging (nyari mangsa, bo) dan keangkuhan hidup (posting fisik bagus, kekayaan, rumah megah, tempat mewah dlsb demi pengakuan) supaya hidup kita dan orang lain gak hancur.
Manfaatkanlah sosmed dan AI dengan sebaik-baiknya untuk meraih keuntungan dunia dan akhirat secara halal.

Message from a friend

Temen saya kirim ini, LOL.

Memang kita harus selalu berprasangka baik pada Allah.
Semua akan indah pada waktunya.

Walaupun stres tingkat dewa, pantang putus asa dan mengambil jalan yang haram.

Real Men Don't Watch Porn



Wednesday, 23 October 2024

Live with No Regret

I never regret the day we met.
No, I don't regret anything.
I'm so grateful to be here, experiencing wonderful life.
Thank you for everything, everyone 🙏🏻

What If

Mungkin kamu merasa jengkel dengan apa yang aku lakukan sekarang.
Aku mengusik egomu, membuatmu merasa tak nyaman dengan dirimu dan apa yang sedang kamu lakukan sekarang.

Tapi, pernahkan kamu berpikir mengapa aku mau repot-repot memikirkanmu di antara banyaknya hal yang ada, tidak ada dan mungkin ada? 
Mengapa aku rela menggunakan detik-detik dan energiku yang amat berharga untuk berbicara denganmu?

Aku bisa menggunakan waktu dan energiku untuk menghasilkan uang, bersenang-senang atau melakukan banyak hal lainnya tanpa memedulikanmu sama sekali bersama dengan yang lain.

Tapi, pernahkah kamu tiba-tiba bermimpi melihat tempat yang sangat mengerikan dan melihat orang yang kamu kenal berada di sana?
Kira-kira, apa yang akan kamu lakukan setelah kamu melihat orang yang kamu kenal berada di dalamnya, mengalami hal-hal yang amat mengerikan? Kamu akan diam saja atau melakukan sesuatu seperti yang aku lakukan?
Ya, bisa jadi itu hanya mimpi, tapi apa salahnya mengingatkan orang lain yang kita pedulikan?

Memedulikanmu tak membuatku menjadi lebih kaya, lebih bahagia, lebih cerdas, lebih bijaksana, atau lebih-lebih lainnya, tapi membuatku merasa menjadi manusia.

Apakah surga dan neraka hanya fiksi belaka?

Pertanyaanku hanya satu, mengapa kita lebih mendengarkan opini orang-orang daripada firman Tuhan yang tertuang dalam kitab-kitab yang sejalan dengan ilmu pengetahuan dan memuat sejarah yang tak terbantahkan tentang dunia? Sejauh ini, hingga detik ini, adakah hal di dalamnya yang bertentangan dengan kebenaran? Kalau iya, bisakah kamu membuktikannya?

Tapi terserah saja, semua keputusan berada di tanganmu. Hidupmu bukan tanggung jawabku, nasibmu ditentukan oleh pilihanmu sendiri. Aku hanya orang yang numpang lewat untuk sekedar mengingatkan. Aku tak akan menyia-nyiakan waktu dan energiku untuk mengingatkan dua kali. 
Buat apa bicara tapi tak didengar? Lebih baik melakukan hal yang lebih berguna. 

Cukuplah uban yang tumbuh di kelapa kita menjadi pengingat bahwa hidup kita di dunia ini tinggal sebentar, waktu kita semakin habis dan kesempatan kita semakin berkurang.

Monday, 21 October 2024

As Long as You Stay Loyal to God

Sering kali orang itu paling takut jika tidak diterima, tidak diakui, tidak disukai, tidak didukung, atau ditinggal.
Akan tetapi, berbeda halnya dengan kakek saya.

Meskipun kakek saya veteran dan perwira bintang tiga, beliau tetap setia pada nilai-nilai yang mulia. Beliau sangat menjaga integritas, pantang menyalahgunahi jabatan untuk kepentingan pribadi maupun golongan walaupun berada di posisi yang strategis. Konsekuensinya? Tentu saja ada pihak yang tidak menyukainya. Selain itu, karena jujur, keuangannya juga biasa-biasa saja, terlebih anaknya ada tujuh dan kuliah semua. Salah satu anaknya bahkan bersekolah di akademi pelayaran yang terkenal mahal sejak dulu.

Om saya yang menjadi mantunya bilang, kakek saya adalah satu-satunya orang dengan pangkat seperti itu yang rela kemana-mana naik bus kota, di saat teman-temannya yang lain menggunakan mobil mentereng semua.

Dengan pembawaannya yang seperti itu, tentu saja ada harga yang harus dibayar dalam lingkup pergaulan sesama perwira tinggi.

Ada suatu masa di mana keluarga kakek saya tidak diundang ke acara besar anggota lain di dekat rumah, sementara yang lain diundang semua.
Pengucilan sosial seperti itu tentu saja terasa menyebalkan. Akan tetapi, hal itu tidak membuat kakek saya meninggalkan prinsipnya.

Dunia berputar. Sejak om tante saya sukses berkarir, punya jabatan dan penghasilan yang bagus, barulah perlakuan mereka berubah drastis.

Saya rasa karena kita takut didiskriminasi oleh manusia-manusia seperti merekalah kebanyakan dari kita jadi gila uang, gila jabatan dan suka pamer. Beberapa dari kita bahkan berani berbohong tentang keadaan finansial yang sebenarnya sampai rela berhutang dan menyewa barang brandedSemua itu kita lakukan demi penerimaan, pengakuan, rasa suka dan dukungan dari mereka -- manusia-manusia materialistis.

Karena pernah mengalami hal pahit berupa pengucilan dari manusia materialistis, sepeninggal kakek saya, nenek saya pun jadi sering memberi wejangan kepada kami anak-anak dan cucunya untuk menjadi orang yang terpandang dan beruang supaya tidak disepelekan oleh orang lain. Berelasi pun harus dengan yang punya bibit, bebet dan bobot yang bagus.

Tentu saja saya tidak sepenuhnya setuju dengan nenek saya. Saya tidak mau memandang orang lain hanya dari status sosial atau keadaan finansialnya, sebagaimana orang-orang yang telah mendzoliminya dahulu. Kalau pun saya kaya dan terpandang, ya itu bukan karena saya ingin mendapatkan validasi eksternal, melainkan hanya efek samping saja dari menaati perintah Tuhan.

Akan tetapi, sama seperti nenek saya, saya pun akan setia pada seseorang selama dia juga setia pada nilai-nilai yang mulia walaupun satu dunia tidak menerima, tidak mengakui, tidak menyukai, tidak mendukung, bahkan meninggalkannya.

Lain halnya jika dia melakukan hal yang sebaliknya, misalnya melakukan praktek korupsi dengan menyalahgunakan jabatan yang dia miliki. Kalau dia melawan hukum Tuhan, saya juga tidak akan mencelakai diri sendiri dengan memberikan dukungan atau membelanya. Kalau berhadapan dengan manusia saya masih berani, tapi kalau melawan Tuhan, jujur saya tidak berani dan tidak siap menanggung konsekuensinya. Lebih baik masing-masing sajalah.

Satu hal yang perlu digarisbawahi, saya tidak pernah bangga dengan seseorang karena status sosialnya yang tinggi atau asetnya yang mencapai triliunan, tapi saya bangga dengan mereka yang memegang teguh prinsipnya untuk menjaga dan memperjuangkan nilai-nilai yang mulia apa pun konsekuensinya

Sama seperti kakek saya, saya pun ingin dikenang oleh anak dan cucu saya sebagai orang yang berprinsip. Bukan sebagai orang yang haus akan validasi eksternal dan bisa dibeli dengan harga yang murah. Apa pun konsekuensinya.

Terima kasih kakek sudah menjadi inspirasi terbaik bagi kami anak dan cucumu dengan memberikan contoh yang nyata. You are my hero.


Sunday, 20 October 2024

Take Action Now

Self- reminder:

Jangan jadi orang yang hanya ngide, eksekusi eksekusi eksekusi. 
Satu-satunya cara untuk mengubah visualisasi menjadi realiti adalah dengan beraksi.

Tanpa aksi, gak ada reaksi.
Jangan harap kita akan menuai hasil panen yang melimpah jika kita sendiri tidak pernah menanam benih, memupuk dan merawatnya. Itu namanya mimpi.

Pemimpi hanya sibuk bervisualisasi, LoA LoA doang tapi klemar-klemer, gak sat set sat set, malas beraksi.
Ada peluang datang, diabaikan.
Ada peluang datang, sok jual mahal.
Maunya langsung untung besar padahal value dan experience-nya 0 besar.
Alih-alih bekerja keras untuk meningkatkan value, alih-alih mempersiapkan diri untuk menyambut kesempatan yang ditawarkan semesta, alih-alih menanam benih kebaikan yang akan disyukuri di masa depan, malah santai-santai. 
Jadinya kelewat semua itu peluang. 
Tahu-tahu sudah tua, pilihan semakin sedikit, kemampuan semakin berkurang.

Harusnya sudah panen, malah gak punya apa-apa. 

Nauzubillah min dzalik.

Jangan, jangan jadi orang yang seperti itu.

"Action is the only way to turn your visualization into reality."
~Ernflaw

Thursday, 17 October 2024

Sakit hatian?

Kadang orang sakit hati jika mimpinya dibilang muluk-muluk, kegedean, halu, delusional atau apalah sama orang lain.

Pertanyaan saya, ngapain sakit hati?

1. Orang lain kan cuma menilai secara subjektif dari sudut pandang atau pake ukuran dia aja. Jadi sebenarnya dia gak ngomongin kita, tapi ngomongin proyeksi dirinya sendiri dalam situasi tersebut. 

2. Komentar orang lain tentang masa depan kita hanyalah opini, bukan fakta.
Fakta adalah sesuatu yang benar-benar terjadi, sementara masa depan kita belum terjadi.

3. Ketika yang ngomong ini adalah pihak keluarga atau teman, jangan buru-buru menyimpulkan secara negatif dan dibuat sakit hati oleh penilaian subjektif kita sendiri tentang mereka.
Yang saya yakini, maksud mereka itu sebenarnya baik. 
Mereka itu sebenarnya care, gak mau kita terombang-ambing pada suatu hal yang gak pasti, gak mau kita terjatuh dan sakit dari ketinggian yang tinggi banget, makanya sebelum kita naik tangga mereka langsung memperingatkan atau memberi respon yang jelek supaya kita gak lanjut naik terus.

Ego mereka yang bertindak sebagai agen survival yang mendorong mereka untuk menyelamatkan kita -- menyelamatkan dengan cara membunuh keinginan kita yang dinilai membahayakan kita.
Makin tinggi kita mau naik, semakin takut juga mereka kalau kita jatuh dan kenapa-napa.

Mereka itu sebenarnya care. Cuma, cara menunjukkan kepedulian dan pemilihan kata-katanya aja yang kurang enak. Maklumlah, ketika ego yang ambil alih dan rasa takut muncul untuk survival, nalar orang gak bisa bekerja dengan baik. 

Maafkanlah mereka semua yang tidak mampu memahami kita dan salah dalam menilai kita. Toh dengan kesalahan mereka yang seperti itu, kita jadi orang yang lebih independen dan tawakal.

Sakit hatian itu gak baik bro sist, apalagi sampai dendam-dendaman segala.
Omongan orang lain itu gak perlu terlalu diambil hatilah, apalagi kita biarin untuk merusak visi besar dan daya juang kita.
Kalau kita yakin itu jalan kita, jalan aja terus walaupun sendirian. Nanti di depan juga bakal ketemu yang sevisi, atau kita bakal disusul sama yang sevisi. 

Lihat si Timothy Ronald tuh, mau dibilang apa juga bodo amat dia.
Alih-alih merasa down, dia bisa fight atau bounce back.
Mau kepeleset, disengkat, dilembarin tombak dari sudut mana pun juga bakal tetep lari dia sampai ke puncak gunung es. 
Mentalitas kek gini yang harus kita budayakan.
Bukan mentalitas korban yang dikit-dikit sakit hatian dan nyalahin keadaan eksternal yang gak bisa diubah. Fokus aja untuk wujudkan visi kita, bodo amat sama apa pun di luar itu. Distraksi-distraksi sekitar abaikan ajalah, gak penting. 
Didukung bagus, gak ya udah.

Saya suka beberapa pemikirannya David dan Timothy. Saya juga suka semangat juang para bocah ini. Kalau bisa milih partner, sudah pasti saya akan memilih yang seperti mereka. 
Punya pemikiran dan kepedulian yang besar, doyan belajar, visioner, ambisius, gak ribet, gak berbelit-belit, gak drama, gak bermental korban, berani, pekerja keras, suka berbagi.

Saya gak tahu ya aslinya mereka orang itu gimana, pastinya berseliweran kabar miring tentang mereka juga. Komentar buruk tentang mereka juga saya tahu.
Tapi di balik segala keburukannya, perlu kita akui bahwa semangat mereka itu bagus.

Saya gak cocok kerja sama orang yang pesimistis, klemar klemer, suka drama, bermental korban. Bikin sakit kepala. 
Habis waktu dan energi untuk memahami dan menyabari tingkahnya doang. Boro-boro maju, yang ada cuma jalan di tempat bahkan mundur.

Gak lagi lah kasihan kasihan kalau ujung-ujungnya malah menyiksa dan merugikan diri sendiri, merusak masa depan.

Saturday, 12 October 2024

Dari Pandemi sampai Resesi, Apa Maksud dari Semua ini?

Pandemi dan resesi diizinkan Tuhan untuk terjadi bisa jadi supaya kita semua lebih sadar tentang apa hal yang esensial dan tidak esensial bagi hidup kita.

Setelah menyadari apa yang esensial bagi hidup kita, kita tidak akan peduli lagi dengan hal-hal yang menarik tapi tidak dapat membantu kita untuk survive di dunia yang persaingannya semakin ketat.
Kita akan lebih berhati-hati dalam menggunakan energi kita, kita akan terdorong untuk mencoba meminimalisir pengeluaran dan ketergantungan kita pada orang lain.

Daripada terpukau atau mencoba untuk memukau orang lain, orang-orang akan lebih fokus untuk menolong dirinya sendiri dengan menjaga kesehatan dan terus bertumbuh.

Inilah zaman di mana orang-orang semakin sadar bahwa dunia luar mereka ditentukan oleh dunia dalam mereka. 
Untuk menciptakan nasib yang baik, mereka sadar bahwa mereka harus menjaga bahkan menaikkan kualitas diri secara progresif.
Mereka akan lebih tertarik dengan self discovery, self healing, self management, self empowerment, self improvement dll yang berpusat pada diri sendiri.

Alih-alih membuang energi untuk hal-hal yang tidak produktif, alih-alih menjadi penonton atau penikmat pasif, orang-orang akan berlomba-lomba untuk menaikan value mereka sendiri supaya tidak tersisih dari seleksi alam yang kian ketat.

Hal-hal yang esensial, menyehatkan dan menopang pertumbuhan akan semakin laris. 

Mari kita sambut datangnya kehidupan baru yang lebih sadar, lebih bermakna, lebih sehat, lebih bahagia dan lebih selaras dengan alam semesta dengan membudayakan pola pikir dan pola hidup sehat ini.
Saatnya meninggalkan victim mentality dan budayakan growth mindset!

Thursday, 10 October 2024

Iya bisa tobat, tapi...

Tadi pagi saya lihat bacaan gini...

"Lelaki yang pernah mempermainkan perasaan dan menghancurkan perempuan itu hidupnya bakal hancur. Entah itu dari jalur keluarga, rizki/pekerjaan, kesehatan atau percintaan."

Ya, saya setuju.
Kita pasti tahu siapa tokoh besar di negara ini yang menjadi bukti konkretnya.
Walaupun jasa beliau begitu besar, saya agak menyayangkan sikap beliau kepada para perempuan, terlebih yang telah begitu berjasa bagi hidupnya. Sebagaimana matahari kepada bulan.

Kalau menurut saya, hal ini juga berlaku buat perempuan. 
Kalau kita mempermainkan perasaan dan menghancurkan laki-laki, hidup kita juga akan hancur. Kecuali, kita gak pernah berniat untuk sengaja mempermainkan, menyakiti atau menghancurkannya sejak awal. Cuma, karena kebodohan kita, kita gak sengaja gituin dia.

Intinya memang kita perlu lebih berhati-hati dalam memperlakukan orang lain, karena doa orang yang terdzolimi itu bisa menembus langit tanpa penghalang apa pun.
Jangankan doa, dia ngebatin aja efeknya bukan main.
Cuma, efeknya ini kadang memang gak langsung.
Alih-alih menggunakan kesempatan yang diberikan Tuhan di masa penundaan itu, gak jarang kita malah jadi makin semena-mena.
Siapa tahu kita sadar, mau minta maaf dan memperbaiki kesalahan. 
Eh, gak tahunya malah makin parah 😂

Nauzubillah min dzalik 

Kalau kesempatan di masa penundaan itu malah kita sia-siakan, siap-siap aja untuk menerima konsekuensinya nanti.
Gak usah ngeluhlah, sudah konsekuensi.

Namanya juga manusia. 
Meskipun sudah dilarang sama Tuhan, sudah diberi banyak contoh di depan mata, sudah diingatkan atau diperingatkan oleh semua orang ....
Kalau belum merasakan konsekuensi dari pilhannya sendiri, biasanya kita gitu-gitu aja.
Merasa baik-baik aja, gak ada yang salah.

Kalau pun kita sadar salah, mikirnya juga nanti bisa tobat kok.
Sudah gitu, minta maafnya cuma sama Tuhan lagi, padahal bikin salahnya sama orang 😂

Iya iya bisa tobat, tapi kadang memang kita perlu merasakan dulu konsekuensi dari pilihan yang kita buat sendiri.

Mau pahit, pedih, perih, terima ajalah.
Toh, bisa bikin kita lebih sadar.
Bisa memurnikan diri kita.
Seenggaknya, dengan begitu, kita bisa mikir dua kali kalau mau mempermainkan atau menyakiti orang lain di masa depan.

Tuesday, 8 October 2024

I hate it when you hate yourself

I hate it when you hate yourself.

When you do everything that hurts yourself.

When you engage in self-destructive 

behaviors.

Don’t you know that everytime you hurt 

yourself, you hurt me too?


Seeing you destroy yourself is killing me.

But, the power is not in me.

It’s in you—

The power to transform self-hate into self-love.


I hate it when you listen to them but keep ignoring the voice within,

until you forget who you are and what to do in life.


I hate it when you put yourself at the end of your priorities.


I hate it when you seek constant validation from others,

instead of cherishing your own worth.

Embracing your true self and your unique path.


I hate to see your mask.

I hate to see you betraying yourself.

Doing something or being someone that is not aligned with your higher self for their approval.

Going against the beautiful soul you were meant to be.


I want you to be free from the attachments that make you suffer, 

from everything that weighs you down and keeps you trapped.

I want you to be happy, because your happiness makes me happy too.