Beberapa tahun silam, saya pernah buat post tentang astrologi China, itu adalah salah satu post yang paling populer kala itu tapi saya tarik kembali dari peredaran karena memikirkan dampaknya bagi hubungan banyak orang.
Buku astrologi China, kitab firasat, primbon, feng shui dan semacamnya itu sudah menjadi santapan saya sejak lama. Bahkan, sebelum memasuki usia remaja, saya sudah mengenal karya Theodora Lau yang berjudul Pedoman Lengkap Horoskop China. Saya sempat mengobservasi dan menganalisis karakreristik serta relasi orang-orang dari kacamata tersebut selama 20 tahun lebih. Saya pun sempat berpikiran untuk menulis skripsi tentang astrologi. Astrologi: make sense atau non-sense? Akan tetapi, saya menggugurkan niat saya dan memilih topik yang lebih mendesak dengan teori yang sejalan dengan hukum alam sekaligus juga keyakinan saya. Plus, mendukung bisnis saya di masa depan.
Saya memilih untuk tidak menjadikan astrologi sebagai patokan (apalagi yang utama dan satu-satunya) untuk menilai karakteristik, serta menimbang dan menentukan hubungan dengan orang lain.
Saya punya segudang alasan untuk menjelaskan hal ini, yang mungkin akan saya paparkan di lain kesempatan. Salah satu alasannya yaitu karena kita diciptakan dari tanah liat, yang artinya mudah dan bisa dibentuk (berubah) sesuai kehendak bebas kita. Saya setuju dengan Sarte yang mengatakan bahwa manusia adalah being, eksistensinya mendahului esensinya.
Saya sendiri hidup berdampingan bersama orang-orang dengan pola interval 369 yang dinilai tidak atau kurang cocok dalam dunia astrologi karena memiliki banyak perbedaan dengan saya. Pada kenyataannya, menjalin interaksi yang intens dengan mereka justru membuat saya jadi terus bertumbuh.
Jika kita fanatik, hanya mau bergaul dengan orang-orang yang tergabung dalam segitiga yang sama dan sefrekuensi dengan kita, maka hasilnya justru kurang konstruktif bagi pertumbuhan jiwa kita. Sesekali, kita perlu keluar dari segitiga kita untuk mengenal dan memahami berbagai perspektif yang berbeda sehingga wawasan kita menjadi lebih luas dan penuh warna. Kita juga jadi lebih fleksibel, kreatif dan penuh ide.
Interval saya dan mama saya 3, dengan nenek saya 6, dengan ayah saya 9. Lantaran sering berbaur dengan 3 perwakilan yang paling berbeda dari 3 jenis segitiga yang berbeda, justru perspektif saya mengenai berbagai elemen yang berbeda menjadi sempurna dan seimbang membentuk 1 lingkaran penuh.