Thursday, 11 April 2024

Maaf

Sebenarnya, minta maaf dan memaafkan itu memang gak perlu nunggu-nunggu momen spesial seperti Idul Fitri atau lebaran, silaturahmi dan ziarah kubur pun begitu.

Akan tetapi, hargai ajalah tradisi yang ada. Gak ada ruginya juga, toh gak semua orang berpikiran atau punya kesempatan yang sama seperti kita.

Soal maaf, saya sangat mengapresiasi mereka yang bisa meminta maaf dengan etika baik. Ciri-cirinya seperti apa?

1. Mereka menyadari dimana letak kesalahan mereka dengan jelas, menyesal akan hal itu dan memvalidasi perasaan kita. Misalnya gini, "Sayang, aku minta maaf ya kalau selama ini aku suka lupa ngabarin kamu ketika aku sudah sampai di tempat kerja sehingga membuat kamu khawatir dan gak bisa beraktivitas dengan tenang sebelum menerima kabar dari aku."

2. Mereka tidak menyalahkan keadaan atau pihak luar atas kesalahan yang mereka lakukan dengan sengaja. Tidak menyalahkan jenis kelamin (namanya juga laki-laki, namanya juga perempuan), tidak menyalahkan setan atau iblis (bilangnya khilaf), tidak menyalahkan teman (soalnya diajak si a) dll. Mau dihasut atau digoda segila manapun, kendalinya tetap berada di tangan kita guys, so stop blaming and feel like a victim. 


3. Mereka tidak berusaha untuk mencari pembenaran atau menyalahkan kita atas kesalahan yang mereka lakukan.
Contoh gak bener: 
"Maaf tadi aku mecahin gelas kamu, lagian kamu naro gelasnya terlalu di pinggir sih. Kesenggol dikit langsung jatuh dan pecah deh."

"Maaf aku lupa bawa celengan babi yang kamu minta hari ini, lagian kamunya sih gak WA aku lagi sebelum aku berangkat ke sini."

4. Menyampaikan keinginan untuk memperbaiki kesalahan secara lisan dan membuktikannya di kehidupan nyata.
"Maaf jika sikapku membuat kamu jadi merasa diabaikan dan terluka. Aku akan simpan hp-ku ketika kamu lagi bercerita sama aku. Maaf ya, Beb. Gak lagi deh."
Ketika quality time, beneran gak sibuk sendiri lagi dengan ponselnya. Kalaupun ada yang urgent, dia minta ijin dulu, setelah itu fokus lagi. Sehingga, pasangan yang love language-nya adalah quality time benar-benar merasa diperhatikan dan dicintai.

Contoh lain ...
"Maaf ya, karena aku masih menyimpan foto dan following akunnya. Aku akui ini salah dan ini termasuk micro cheating yang memalukan dan menyakiti hati kamu. Gak seharusnya aku menyepelekan hal ini. Maaf ya, sudah menyakiti hati kamu. Maaf sudah membuat kamu kecewa dan marah-marah terus karena merasa benci dengan sikapku yang buruk ini."
Setelah minta maaf, beneran berhenti melakukan micro cheating yang gak ada bagus-bagusnya supaya pasangan merasa dihargai, dicintai dan secure seutuhnya.

Beberapa orang merasa bahwa meminta maaf secara lisan itu gak perlu, yang penting adalah mengubah sikap. Untuk orang seperti ini, kita ikuti aja cara mainnya guys. Kalau buat dia berkata-kata itu gak perlu, oleh karenanya dia pun gak mau meminta maaf secara lisan ataupun gak peduli dengan kata-kata maaf kita yaudah. Tunjukkan aja penyesalan dan maaf kita melalui bukti, melalui aksi nyata.

Kalau dia merasa terganggu dengan chat kita, bentuk maaf kita adalah dengan tidak chat dia lagi.
Kalau dia tidak menyukai kehadiran kita, bentuk maaf kita adalah jangan muncul di kehidupan dia lagi.
Kalau bantuan kita dianggap menghinanya, bentuk maaf kita adalah tidak berinisiatif untuk membantunya ketika tidak diminta lagi.
Kalau menurutnya kita ini terlalu berisik, terlalu memaksa dan gak sabaran, bentuk maaf kita adalah diam, tidak menuntut atau mendesak apapun darinya lagi.