Tuesday, 16 April 2024

Anger Iceberg

Setelah berwudhu dan berdoa sebelum tidur, maafkanlah semua orang.

Mereka semua pernah melihat, mendengar dan merasakan hal-hal yang buruk.
Mereka semua punya pengalaman buruk.
Mereka semua punya rekaman yang buruk.
Mereka semua punya luka.
Mereka semua punya trauma.

Kadang, mereka tidak sadar dengan apa yang mereka lakukan, 
mereka hanya mengulang apa yang terekam di alam bawah sadar mereka.

Jika ada orang yang cenderung bersikap dan berkata kasar sehingga melukai perasaan kita, bisa jadi ia tinggal di lingkungan seperti itu.
Bisa jadi ia pernah diperlakukan seperti itu.
Bahkan, oleh orang-orang terdekat tempatnya bersandar.
Masalahnya, tidak semua orang bisa memilih atau menjauh dari orang-orang atau lingkungan yang buruk. 
Apalagi jika mereka masih terlalu kecil, tidak berdaya dan terikat oleh hubungan darah.

Alih-alih marah, tidakkah kita merasa kasihan dengan mereka?
Bisa jadi apa yang mereka keluarkan hanyalah puncak dari gunung es, 
hanya 1 persen dari apa yang selama ini mereka alami dan mereka rekam di alam bawah sadar. 
Kita yang diberikan 1 persen pengalaman mereka saja sudah merasa tidak tahan dan sulit berdamai, apalagi dengan mereka yang masih tinggal bersama dan harus menghadapi manusia kaktus setiap hari?


Maafkanlah orang lain, karena kita juga pernah membuat kesalahan yang menyakiti orang lain tanpa kita sadari. Kita tahu betul bagaimana rasanya menjadi mereka. Maafkanlah mereka semua, supaya mereka tidak diteror oleh perasaan bersalah terus-menerus. Dengan begitu, kita semua bisa tidur dengan nyenyak dan bermimpi indah lagi seperti tidurnya bayi yang baru lahir.

Maafkanlah mereka semua, sehingga kita tidak memiliki luka lagi untuk diteruskan kepada orang lain, khususnya mereka yang benar-benar kita cintai. 

Good night everyone, wishing you a peaceful night and a blissful sweet dream.

Satu

Saya pernah share foto telapak tangan dengan tulisan pepatah China, di situ juga ada foto Alkitab dari teman saya.

Respon netijen ada-ada aja, bahkan ada yang menduga saya pindah agama.

Jauh sebelum saya lahir, di rumah saya sudah ada Alkitab. Saya juga punya kitab suci agama lainnya dari kenalan saya. Kenalan saya macem-macem, ada yang atheis, agnostik, Hindu, Buddha, Konghucu, Buddha, Kristen protestan, Katolik dan tentu saja Islam. Akan tetapi, agama saya tidak berubah walaupun saya senang bercakap-cakap dengan mereka.

Saya mengakui bahwa nabi itu banyak, mungkin banyak di antara mereka yang berprofesi sebagai filsuf yang saya kenal. Saya juga membenarkan adanya kitab-kitab yang turun sebelum Al-Qur'an.

Belajar itu kan bisa dari mana aja. Bahkan, banyak konsep di dalam Islam yang bisa saya pahami dengan lebih mudah, lebih jelas dan lebih komprehensif dengan bantuan dari ayat-ayat kitab suci sebelumnya dan ajaran dari nabi-nabi sebelumnya. Banyak konsep yang intinya sama aja atau sejalan dengan Islam, cuma beda di penggunaan bahasa atau simbol-simbol. Bahasa atau simbol-simbol yang digunakan ini sering kali memiliki arti kiasan yang luas dan mendalam, kita yang tahu hanya sebatas kulit ari dan sepotong-sepotong, sering kali cenderung menafsirkannya secara literal bahkan negatif sehingga sering kali salah paham. Untuk memahami suatu ajaran agama secara utuh atau menyeluruh kita perlu mempelajari dari para ahlinya secara kontekstual dengan waktu yang tidak sebentar. Saya pun masih ingin mempelajari bahasa Arab supaya bisa memahami Al Qur'an dengan lebih baik, tidak hanya belajar dari hasil terjemahan orang-orang dalam bahasa Indonesia yang kosa katanya tidak sekaya bahasa Arab. Bahasa Indonesia hanya memiliki 110.000 kosakata, sedangkan bahasa Arab memiliki 12,3 juta kosa kata. Ayah saya yang profesinya juga mencangkup sebagai ahli bahasa Latin, senior editor selama 20 tahun lebih serta peneliti dan penulis buku, kamus dan ensiklopedia mengatakan bahwa penafsiran yang kurang atau tidak tepat oleh translator itu bisa saja terjadi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mempelajari sesuatu dari bahasa asal atau bahasa aslinya sesuai konteks sejarah dan budayanya.

Ajaran Konghucu yang mengedepankan pentingnya harmoni dan kedamaian yang dimulai dari diri sendiri dan komunitas terkecil (keluarga) itu juga kan sejalan dengan Islam. Saya salut sih sama ajaran mereka yang sungguh-sungguh memuliakan keluarga, terutama bakti kepada orang tua. Juga benar-benar menjaga hubungan kekeluargaan dan persaudaraan dengan baik.

Buddha dengan delapan jalan kebenarannya juga sejalan dengan Islam. Pandangan benar, niat benar, ucapan benar, perbuatan benar, mata pencarian benar, usaha benar, perhatian benar, dan konsentrasi benar. Islam juga kan mengajarkan kita untuk belajar khusyuk, mengelola pikiran dan bebas dari kemelekatan yang menjadi sumber penderitaan sama seperti Buddha. Sama seperti Islam yang rahmatan lil alamin, Buddha juga mendoakan supaya semua makhluk hidup berbahagia.

Kristen yang mengedepankan kasih sayang dengan segenap hati juga sejalan dengan Islam. Nabi Muhammad SAW sendiri adalah orang yang berhati lembut dan penuh kasih sayang padahal cobaan hidupnya amatlah berat. Adapula konsep manusia lama dan manusia baru yang sejalan dengan konsep mati sebelum mati. Salib di situ merupakan simbol untuk manusia lama yang sudah disalibkan atau dimatikan, sehingga dia bisa memulai kehidupan baru sebagai manusia baru yang hidup sesuai keinginan roh atau  kehendak Tuhan, bukan menuruti ego/aku kecil dan keinginan duniawi lagi (keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup yang gak ada habisnya).

Hindu yang mengajarkan untuk mencapai kebahagiaan abadi dan bukan mengejar hal-hal yang sifatnya duniawi juga sejalan dengan Islam. Konsep trihitakarananya pun sejalan. Tidak ada gunanya membina hubungan baik dengan Tuhan jika kita tidak bisa membina hubungan baik dengan alam dan sesama manusia. Di Islam sendiri kita diminta untuk menjaga hubungan dengan Tuhan dan sesama manusia, kita juga diminta untuk merawat Bumi dengan bijaksana. 

Kenapa sih kita sesama umat beragama tuh hobinya berantem? Salah satu alasannya adalah karena kita tidak saling mengenal satu sama lain. Seperti kata pepatah, "Tak kenal maka tak sayang." Kalau kita sudah saling kenal, kita gak akan saling curiga atau berprasangka buruk. Dengan saling mengenal, kita akan menyadari bahwa kita semua sebenarnya sama, kita semua satu. Satu asal, satu tujuan, satu hati. Cuma, beda kepala atau perspektif aja. Jangankan yang beda agama, yang satu agama aja bisa nafsirin satu ayat yang sama dengan perspektif yang beda-beda 😅

Jalani ajalah apa yang kita yakini tanpa merasa lebih atau paling baik sehingga kita tidak terdorong untuk menghakimi dan merendahkan yang lain seperti iblis kepada Nabi Adam AS. Barang siapa menghakimi akan dihakimi, barang siapa merendahkan akan direndahkan. Kalau kita merasa lebih atau paling baik alias sombong, kita akan menutup diri dan menjaga jarak untuk mengenal yang lain, padahal mengenal itu adalah syarat untuk menghadirkan kasih sayang yang mana adalah inti dari semua agama dan puncaknya ilmu.
Semakin dalam, semakin tinggi dan semakin luas ilmu seseorang maka kasih sayangnya akan semakin besar dan egonya semakin kecil bahkan lenyap, yang ada tinggal keinginan roh yang sesuai kehendak Tuhan atau ridho Allah.

Mustahil kita bisa mengasihi yang lain kalau kita sombong, terperangkap dalam ego sendiri.
Percayalah bahwa kita bukanlah satu-satunya yang diberi keunikan, kemuliaan, keistimewaan, hidayah, pencerahan, wangsit, ilmu pengetahuan, karomah atau apalah itu yang membuat kita jadi merasa lebih atau paling-paling sehingga merasa berhak untuk menghakimi atau merendahkan yang lain seperti iblis. 
Allah kan Maha Pengasih, Masa Penyayang, Maha Besar, Maha Luas, Maha Adil. Jika kita diberikan keistimewaan, begitu pula dengan ciptaanNya yang lain.

Daripada saling serang dan menjatuhkan sehingga saling benci dan timbul perpecahan, mending juga kita belajar untuk saling mengenal dan mengapresiasi keistimewaan satu sama lain sebagai tanda-tanda kebesaran Allah yang mampu menciptakan berbagai keunikan yang kompleks, indah dan saling melengkapi. Dengan begitu, kita bisa mensyukuri kehadiran yang lain sebagai nikmat dari Allah.

Berdialog itu gak ada salahnya untuk saling mengenal dan lebih menghargai satu sama lain, yang gak benar itu memaksakan orang lain untuk meyakini apa yang kita yakini. 
Tugas kita hanyalah menyampaikan, bukan memaksakan. 
Kalau posisinya di balik, kita juga gak mau kan dipaksa-paksa?


Saya sangat bersyukur dapat terlahir di dunia ini sebagai umat akhir zaman di negara yang tingkat toleransinya sangat tinggi seperti Indonesia, karena dengan begitu saya bisa mempelajari banyak hal dengan leluasa dan bisa mengambil banyak pelajaran dari berbagai perspektif dan dari masa-masa sebelumnya.

Hey, Get Up!

 

We are victors, not victims.


We need to stop ...
feeling stuck helplessly,
seeking for attention,
waiting others to come,
hoping othes to help or fix us,
blaming others and circumstances,
making excuses,
and doing nothing.


"You don't need to or should not feel like a victim ... Nobody can help you more than you can help yourself."
- Lady Gaga

We need to ...
take responsibility,
have compassion for ourselves,
and build more resilience.

We have more control than we think.


Monday, 15 April 2024

The Bridge

Beberapa tahun silam, saya pernah buat post tentang astrologi China, itu adalah salah satu post yang paling populer kala itu tapi saya tarik kembali dari peredaran karena memikirkan dampaknya bagi hubungan banyak orang.



Buku astrologi China, kitab firasat, primbon, feng shui dan semacamnya itu sudah menjadi santapan saya sejak lama. Bahkan, sebelum memasuki usia remaja, saya sudah mengenal karya Theodora Lau yang berjudul Pedoman Lengkap Horoskop China. Saya sempat mengobservasi dan menganalisis karakreristik serta relasi orang-orang dari kacamata tersebut selama 20 tahun lebih. Saya pun sempat berpikiran untuk menulis skripsi tentang astrologi. Astrologi: make sense atau non-sense? Akan tetapi, saya menggugurkan niat saya dan memilih topik yang lebih mendesak dengan teori yang sejalan dengan hukum alam sekaligus juga keyakinan saya. Plus, mendukung bisnis saya di masa depan.

Saya memilih untuk tidak menjadikan astrologi sebagai patokan (apalagi yang utama dan satu-satunya) untuk menilai karakteristik, serta menimbang dan menentukan hubungan dengan orang lain.
Saya punya segudang alasan untuk menjelaskan hal ini, yang mungkin akan saya paparkan di lain kesempatan. Salah satu alasannya yaitu karena kita diciptakan dari tanah liat, yang artinya mudah dan bisa dibentuk (berubah) sesuai kehendak bebas kita. Saya setuju dengan Sarte yang mengatakan bahwa manusia adalah being, eksistensinya mendahului esensinya.

Saya sendiri hidup berdampingan bersama orang-orang dengan pola interval 369 yang dinilai tidak atau kurang cocok dalam dunia astrologi karena memiliki banyak perbedaan dengan saya. Pada kenyataannya, menjalin interaksi yang intens dengan mereka justru membuat saya jadi terus bertumbuh.

Jika kita fanatik, hanya mau bergaul dengan orang-orang yang tergabung dalam segitiga yang sama dan sefrekuensi dengan kita, maka hasilnya justru kurang konstruktif bagi pertumbuhan jiwa kita. Sesekali, kita perlu keluar dari segitiga kita untuk mengenal dan memahami berbagai perspektif yang berbeda sehingga wawasan kita menjadi lebih luas dan penuh warna. Kita juga jadi lebih fleksibel, kreatif dan penuh ide.

Interval saya dan mama saya 3, dengan nenek saya 6, dengan ayah saya 9. Lantaran sering berbaur dengan 3 perwakilan yang paling berbeda dari 3 jenis segitiga yang berbeda, justru perspektif saya mengenai berbagai elemen yang berbeda menjadi sempurna dan seimbang membentuk 1 lingkaran penuh. 



Filsafat Kerja Apa?

Sewaktu SMA, saya sering galau dan berpikir di bawah pohon belimbing.

Saya bertanya-tanya, sebenarnya hidup ini apa dan untuk apa sih? Kenapa orang-orang begini dan begitu? Mereka semua kok menjalani hidup dengan cara yang berbeda-beda? Mana yang benar sih?
Saya sadar bahwa waktu dan kemampuan saya terbatas, saya gak punya kesempatan untuk mengalami segalanya, keliling dunia atau baca semua buku untuk tahu hakikat hidup ini. Saya mau tahu hakikat hidup ini dengan jalur cepat, karena kematian itu pasti dan saya gak tahu kapan waktu kematian saya. Saya mau mencari tahu jawaban dari segala pertanyaan yang selama ini membuat saya penasaran. Soal kebenaran, kebahagiaan, intensionalitas, jiwa, perasaan, hukum alam, soal segalanya. 



Saya pun ke perpustakaan, baca kumpulan cerpen yang berjudul "Anak yang Tak Kembali".
Di bagian pertama ada cerita tentang anak yang seperti saya, untuk menjawab pertanyaanya itu ia belajar filsafat.
Dari situ saya cari tahu soal filsafat. Oh ternyata filsafat adalah mother of science alias induk dari segala ilmu, refleksi tingkat dua, dia membahas segalanya termasuk inti kehidupan secara radikal, sistematis dan holistik. Dia membahas inti-inti atau apa yang esensial secara mendasar. Saya pun memutuskan untuk milih jurusan filsafat seperti tetangga sekaligus teman abang dan abang teman saya, Otto Trengginas Setiawan angkatan 2006.

Sebelumnya, saya pernah berdoa kepada Tuhan supaya dipilihkan jurusan kuliah yang cocok dengan bakat dan minat saya, sesuai soul purpose atau soul mission saya. Saya dipandulah ke sana. Saya yakin bahwa filsafat adalah jalan saya. Eh benar tembus dong lewat satu-satunya tes yang saya ikuti. Saya tidak mengikuti tes lain karena saya fokus dan yakin pada pilihan saya itu.

Papa saya kaget sekaligus bahagia sekali ketika mengetahui saya masuk jurusan filsafat, soalnya beliau gak pernah cerita soal filsafat dan gak tahu bahwa saya memilih jurusan itu. 
Urusan sekolah, sejak dulu saya milih sendiri. 
Dari SMP, SMA dan kuliah itu saya milih sendiri. Papa saya berpikir bahwa anak itu sekolah ya untuk dirinya sendiri bukan untuk orang tua atau siapapun itu. Mau pilih apa aja terserah, yang penting mau belajar dan bertanggung jawab, gak malas-malasan apalagi sampai bolos demi tawuran atau main ke warnet. 
Lagipula, kan kita yang lebih memahami diri kita sendiri, kita yang akan menjalani hidup kita dan sesuatu yang dipaksakan itu gak baik.

Papa saya ternyata adalah pecinta filsafat, sehingga nyambung bangetlah kalau ngobrol dengan beliau tentang hal ini.
Akan tetapi, kami sering kali beda pandangan.
But that's okay, beda pandangan itu wajar bahkan bagus untuk meluaskan pandangan, memperkaya budaya dan memperindah kehidupan. 
Orang yang fanatik, maunya diiyain atau setuju terus sama dia itu gak bisa diajak ngobrol apelagi kerja sama. Kalau kita beda pandangan responnya cuma diam, bilang kita gak ngerti atau gak sefrekuensi. Lah, ya ngapain coba kita ngobrol atau diskusi kalau pikiran kita sama persis? Melontarkan pandangan yang berbeda kan artinya belum tentu gak ngerti, tapi ya beda perspektif aja. Beda itu gak selalu buruk dan hierarkis, malah bagus supaya kita bisa saling melengkapi dan menyeimbangkan. Misal, si A bilang kunci kecantikan itu inner beauty dengan selalu bersyukur dan bahagia. Saya bilang faktor luar atau yang fisik juga penting untuk diperhatikan. Misalnya dengan jaga asupan makanan dan minuman yang sehat, olahraga, tidur cukup, minum cukup, sumber air bersih, udara bersih, dll. Sebab, kesadaran itu kan menubuh, antara materi dan non materi itu nyatu, antara fisik dan non-fisik saling mempengaruhi. Apa yang kita lakuin dengan fisik kita itu ngaruh banget lho ke dimensi batin kita. Jangan hanya melihat dari satu sisi atau satu dimensilah, segalanya itu terhubung, bukan bagian yang terpisah-pisah. Mau cantik ya usaha luar dalam, jangan lihat pakai satu mata nanti pincang sebelah. Tesis ketemu antitesis jadinya sintetis, pemikiran kita jadi lebih utuh dan hasilnya bagus.


Filsafat itu sendiri apa sih?
Simpelnya, filsafat adalah bagaimana caranya untuk memahami dan menempatkan segala sesuatu secara bijaksana alias tepat, etis dan estetis. Definisi yang saya buat ini disetujui oleh Pak RoGer waktu dia nanya ke saya filsafat itu apaan di kelas metodologi penelitian di semester 7.
Kalau mau diuraikan, bagaimana caranya untuk memahami dan menempatkan itu soal epistemologi.
Segala sesuatu itu soal ontologi.
Secara tepat itu logika.
Etis dan estetis itu soal aksiologi (etika dan estetika).

Di filsafat, kita belajar buah pemikiran para pemikir besar soal itu.
Pendapat mereka tentunya beragam, makanya muncul banyak aliran atau isme-isme.
Ada yang mencetuskan pemikiran a, ada yang mengkritik a dan menawarkan b, ada yang memadukan a dan b jadilah ab, ada yang mengkritik ab jadilah c dst ...  

Intinya, tujuan mereka adalah mengubah pola pikir masyarakat.
Kenapa pola pikir kok diurusin banget? 
Ya karena mereka merasa peduli dan gak nyaman dengan pola pikir masyarakat waktu itu. 
Pikiran adalah rahim dari segala aktivitas yang menentukan arah dunia.
Kalau kita mau mengubah dunia (kita) menjadi lebih baik, kita harus benerin pola pikir kita dulu, dong?

---

Waktu lebaran atau kumpul-kumpul keluarga, ada aja tuh pembahasan soal jurusan kuliah.
Filsafat kerjanya jadi apa?
Tentunya hal yang berkaitan dengan pembuatan kebijakan atau sesuatu yang dapat mengubah (pola pikir) masyarakat. Paling ideal ya bekerja di bidang pemerintahan atau edukasi.

Soal pekerjaan, saya rasa setiap pekerjaan itu mulia dan punya keistimewaannya masing-masing. Gak perlulah kita merasa bahwa pekerjaan kitalah yang paling atau lebih mulia, begitupun sebaliknya. Semua pekerjaan punya fungsinya masing-masing untuk menjaga keseimbangan di dunia ini. Saling menghormati aja dan berikan apresiasi yang layak bagi sesama.

Mulia atau tidaknya suatu pekerjaan itu bukan tentang apa yang kita kerjakan semata, tapi juga tentang bagaimana niat dan cara kita dalam bekerja.

Selfishness

Jangan bicara efek dari melihat gambar dan video porno dulu.

Tapi, bayangkanlah jika orang yang kita lihat itu adalah orang yang paling kita cintai.
Misalnya, calon pengantin kita, saudara perempuan kita, ibu kita, atau anak yang kita besarkan dengan susah payah.
Dapatkah kita masih menikmatinya?

Bagaimana jika mereka yang dijadikan tontonan dan objek fantasi seksual oleh banyak orang? 
Dapatkah kita menerimanya?

Kita mengakui bahwa Islam itu rahmatan lil alamin, kita mengakui bahwa kemanusiaan itu satu, tapi kenapa kita hanya mempedulikan diri sendiri? Apakah harus ada anggota keluarga kita dulu yang menjadi bintang video porno supaya kita menyadari betapa najisnya kelakuan kita yang selama ini menikmati hal tersebut? 

Masih ingatkah kita tentang kisah seorang laki-laki yang sering menggunakan jasa wanita bayaran?
Dia tidak membenci prostistusi malah menjadikannya guyonan bahkan menikmatinya, sampai anaknya sendiri yang menjadi wanita bayaran itu dan menemuinya di kamar hotel, terkejutlah ia saat melihat anaknya sendiri hingga dirinya terkena serangan jantung lalu mati mendadak.

Mungkin mereka semua yang melegalkan prostitusi dan pornografi pun takkan sadar bahwa mereka salah. Hingga akhirnya, orang yang paling mereka cintailah yang menjadi salah satu pelakunya.

Naudzubillah min dzalik.

Thursday, 11 April 2024

Maaf

Sebenarnya, minta maaf dan memaafkan itu memang gak perlu nunggu-nunggu momen spesial seperti Idul Fitri atau lebaran, silaturahmi dan ziarah kubur pun begitu.

Akan tetapi, hargai ajalah tradisi yang ada. Gak ada ruginya juga, toh gak semua orang berpikiran atau punya kesempatan yang sama seperti kita.

Soal maaf, saya sangat mengapresiasi mereka yang bisa meminta maaf dengan etika baik. Ciri-cirinya seperti apa?

1. Mereka menyadari dimana letak kesalahan mereka dengan jelas, menyesal akan hal itu dan memvalidasi perasaan kita. Misalnya gini, "Sayang, aku minta maaf ya kalau selama ini aku suka lupa ngabarin kamu ketika aku sudah sampai di tempat kerja sehingga membuat kamu khawatir dan gak bisa beraktivitas dengan tenang sebelum menerima kabar dari aku."

2. Mereka tidak menyalahkan keadaan atau pihak luar atas kesalahan yang mereka lakukan dengan sengaja. Tidak menyalahkan jenis kelamin (namanya juga laki-laki, namanya juga perempuan), tidak menyalahkan setan atau iblis (bilangnya khilaf), tidak menyalahkan teman (soalnya diajak si a) dll. Mau dihasut atau digoda segila manapun, kendalinya tetap berada di tangan kita guys, so stop blaming and feel like a victim. 


3. Mereka tidak berusaha untuk mencari pembenaran atau menyalahkan kita atas kesalahan yang mereka lakukan.
Contoh gak bener: 
"Maaf tadi aku mecahin gelas kamu, lagian kamu naro gelasnya terlalu di pinggir sih. Kesenggol dikit langsung jatuh dan pecah deh."

"Maaf aku lupa bawa celengan babi yang kamu minta hari ini, lagian kamunya sih gak WA aku lagi sebelum aku berangkat ke sini."

4. Menyampaikan keinginan untuk memperbaiki kesalahan secara lisan dan membuktikannya di kehidupan nyata.
"Maaf jika sikapku membuat kamu jadi merasa diabaikan dan terluka. Aku akan simpan hp-ku ketika kamu lagi bercerita sama aku. Maaf ya, Beb. Gak lagi deh."
Ketika quality time, beneran gak sibuk sendiri lagi dengan ponselnya. Kalaupun ada yang urgent, dia minta ijin dulu, setelah itu fokus lagi. Sehingga, pasangan yang love language-nya adalah quality time benar-benar merasa diperhatikan dan dicintai.

Contoh lain ...
"Maaf ya, karena aku masih menyimpan foto dan following akunnya. Aku akui ini salah dan ini termasuk micro cheating yang memalukan dan menyakiti hati kamu. Gak seharusnya aku menyepelekan hal ini. Maaf ya, sudah menyakiti hati kamu. Maaf sudah membuat kamu kecewa dan marah-marah terus karena merasa benci dengan sikapku yang buruk ini."
Setelah minta maaf, beneran berhenti melakukan micro cheating yang gak ada bagus-bagusnya supaya pasangan merasa dihargai, dicintai dan secure seutuhnya.

Beberapa orang merasa bahwa meminta maaf secara lisan itu gak perlu, yang penting adalah mengubah sikap. Untuk orang seperti ini, kita ikuti aja cara mainnya guys. Kalau buat dia berkata-kata itu gak perlu, oleh karenanya dia pun gak mau meminta maaf secara lisan ataupun gak peduli dengan kata-kata maaf kita yaudah. Tunjukkan aja penyesalan dan maaf kita melalui bukti, melalui aksi nyata.

Kalau dia merasa terganggu dengan chat kita, bentuk maaf kita adalah dengan tidak chat dia lagi.
Kalau dia tidak menyukai kehadiran kita, bentuk maaf kita adalah jangan muncul di kehidupan dia lagi.
Kalau bantuan kita dianggap menghinanya, bentuk maaf kita adalah tidak berinisiatif untuk membantunya ketika tidak diminta lagi.
Kalau menurutnya kita ini terlalu berisik, terlalu memaksa dan gak sabaran, bentuk maaf kita adalah diam, tidak menuntut atau mendesak apapun darinya lagi.

Friday, 5 April 2024

Ke Sini, Yuk?





Beli mobil, rumah, tanah, makanan mewah, barang-barang branded, investasi, jalan-jalan ke luar kota dan ke luar negeri bisa atau dibisa-bisain, tapi kok kita gak ke sini-sini ya padahal kita mampu?

Yakin kita hidup untuk Allah? 
Yakin kita umat Nabi Muhammad?
Yakin kita sudah siap mati?
Yakin kita fokusnya ke akhirat?

Ya siapapun bisa bicara, siapapun bisa ngaku-ngaku, siapapun bisa merasa, tapi amalan kitalah yang nantinya akan memberi kesaksian.

Kita ke sini bukan untuk mendapatkan gelar haji yang sama sekali tidak penting, tapi untuk memenuhi panggilanNya dan mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW.

Rejeki itu memang luas bahkan tak terhitung jumlahnya, ada nikmat iman dan Islam, nikmat sehat, nikmat waktu luang, hati yang tentram dan merasa cukup, akhlak yang mulia, fisik yang indah, bakat dan keterampilan yang baik, kecerdasan, hidayah, ilmu yang bermanfaat, dipertemukan dan kelilingi oleh orang-orang yang baik, punya keluarga dan teman yang suportif, pekerjaan dilancarkan, ibadah dipermudah, dilindungi dari marabahaya, tempat kerja dan tempat tinggal yang nyaman, pasangan soleh/soleha yang menyenangkan hati dll.
Ada yang berpendapat bahwa rejeki yang terendah adalah harta, misalnya uang.
Walaupun rendah, bukan berarti uang itu gak penting. Bukan berarti jika kita bilang bahwa kita perlu uang, maka kita adalah orang bermental miskin yang kufur nikmat, buta akan rejeki lainnya yang jauh lebih besar dan tak ternilai. Walaupun rendah, realitanya, uang itu kita butuhkan untuk melakukan banyak ibadah yang diridhoi oleh Allah sesuai sunnah.
Menunaikan rukun Islam yang kelima bagi kita yang tinggal jauh dari sana tentunya memerlukan biaya.
Gak perlu mengharapkan kebaikan hati orang lain untuk bayarin kita.
Bekerjalah, karena bekerja adalah ibadah yang mulia. Berkah nomor satu, nominal nomor dua.
Allah mencintai hambaNya yang bersungguh-sungguh dalam mencari nafkah yang halal untuk tujuan yang mulia.
Dunia ini bukanlah tempat untuk bermalas-malasan dan berpangku tangan.
Selain bekerja, ada banyak sekali hal yang ternyata bisa memperlancar rejeki.
Poin paling penting, lakukanlah segalanya karena kita cinta kepadaNya dan rasulNya.
Bukan karena nafsu, bukan karena kita menginginkan rejeki atau hadiah yang dijanjikan. 
Kalaupun usaha kita diberi balasan yang baik, alhamdulillah, anggap saja itu bonus.
Toh, kelimpahan nikmat yang diberikan olehNya secara cuma-cuma tanpa kita minta, kita usahakan dan kita harapkan hingga detik ini sudah begitu banyak dan luar biasa.

Gak perlu juga nunggu-nunggu pasangan untuk sama-sama ke sana dan bertemu di pintu 25 atau gate 338.
Tidak semua orang cukup beruntung untuk dipertemukan dengan kekasihnya di pintu paling romantis di Masjid Nabawi.

Menurut Habib Sholeh bin Ahmad Al-Idrus, ini amalan untuk mempercepat kita ke sini

Ya Robbi sholli ‘alaa Muhammad, Ya Robbi ballighna nazuuruh.

Thursday, 4 April 2024

Sedekah Air dan Pohon

Segala hal yang terjadi di hidup kita punya hidden message alias punya pesan tersembunyi yang hendak disampaikan. Seperti kata Derrida, "Everything is a text." Tinggal kitanya aja yang peka untuk iqro atau membacanya.

Sudah beberapa hari ini air PAM di komplek saya mati karena ada saluran pipa yang bermasalah, sekalinya keluar pun kecil. Yang terparah hari ini, saya sampe beli air galon untuk mandi. Gak mau pakai air tanah karena kualitasnya yang kurang baik, air tanah di sini bikin kulit sensitif saya jadi gatal-gatal dan iritasi. Pakai skincare juga kan percuma kalau airnya kurang bersih, justru faktor yang sangat menentukan kebeningan kulit kita adalah kualitas air yang baik. Untung mulai tanggal 4-17 April saya libur Idul Fitri, jadi bisa minggat ke rumah-rumah lain yang airnya bersih dan lancar.

Beberapa hari sebelumnya, waktu saya nonton YouTube shorts muncul ajakan untuk wakaf sumur atau sedekah air bersih bahkan sampai dua kali, saya iyain tuh dalam hati, tapi nanti, soalnya yang ada di situ gak ada link atau informasi lanjutan yang bisa diklik. Lantaran menunda untuk mencari informasi lebih lanjut, saya pun jadi lupa dan baru ingat kembali sekarang. Ini nih bahayanya nunda-nunda, makanya sekalinya ditunjukkan pada kebaikan segera lakuin aja deh, jangan nunda-nunda. Air bersih juga kan adalah kebutuhan vital yang gak bisa ditunda-tunda dan gak bisa digantikan dengan apapun. Kebutuhan orang-orang akan air bersih harus kita bantu sesegera mungkin. Toh, memang ada hak mereka di dalam harta kita, dan kita harus amanah.

Selama mengalami kesulitan air bersih, saya pun memikirkan penderitaan mereka yang senasib dengan saya, bahkan yang jauh lebih buruk dari saya. Tanpa adanya air bersih, aktifitas kita jadi serba terhambat, kualitas hidup pun rendah. Mau ngepel susah, bersihin kamar mandi susah, nyuci susah, mandi susah, buang air susah, minum susah, masak susah, sholat susah, cuci botol untuk jualan susah, ngapa-ngapain susah. Segitu pentingnya air bagi kehidupan manusia, oleh karena itu gak heran kenapa nabi kita mengatakan bahwa sedekah yang paling utama adalah sedekah air. 




Selain air, jangan juga kita lupa untuk sedekah pohon untuk menjaga ketersediaan cadangan air di dalam tanah. Pohon sebagai produsen makanan juga punya banyak fungsi yang tak kalah penting dengan air bagi seluruh makhluk hidup. Yang pernah belajar biologi dan geografi pasti paham ya. Sayangnya, paham belum tentu peduli. Padahal, puncaknya orang terdidik atau orang berilmu itu kan peduli dan penuh kasih sayang terhadap sesama, ya kan? Benar kata Aristoteles, "Educating the mind without educating the heart is no education at all." 



Jika kita dititipkan banyak uang oleh Allah, sudah sewajarnya kita amanah, sudah sewajarnya kita menggunakan uang tersebut di jalanNya sesuai dengan anjuran nabi. Uang itu bisa kita alokasikan untuk pembangunan sumur air atau penghijauan di beberapa titik yang paling membutuhkan supaya hidup kita lebih bermanfaat untuk sesama. Ya memang sedekah itu diutamakan untuk yang terdekat dulu (diri sendiri, keluarga, kerabat yatim, tetangga miskin, orang dalam perjalanan dst), tapi apa salahnya jika kita bersedekah juga ke sebanyak mungkin makhluk hidup selama kita mampu?

Ngasih berapa ratus ribu atau sekian juta ke beberapa tempat setiap bulannya gak akan bikin kita miskin apalagi jika income kita per bulan sudah dua digit bahkan lebih. Duit itu memang harus muter guys, gak boleh mandeg. Kalau kebanyakan dan kelamaan ditahan-tahan dia akan kehilangan fungsinya dan menciptakan ketidakseimbangan.