Tentu aku masih ingat masa-masa ketika kamu berada di dalam sumur, ketika dirimu seperti gelas kaca yang jatuh berkeping-keping.
Tentu juga kamu masih ingat ketika aku bahkan tak bisa tersenyum.
Kamu enggan menyepelekan masalahku, menilai responku berlebihan, serta menggurui dan memberi nasehat yang tak perlu -- pun aku.
Ya, penting bagimu belum tentu penting bagiku, besar buatmu belum tentu besar bagiku -- pun, sebaliknya.
Kita sama-sama mengerti bahwa kita bukannya tidak tahu dan tidak mampu.
Perasaan kita memang naik turun seperti gelombang dan ketika sedang turun kita hanya memerlukan hati dan telinga yang bersedia untuk mendengar, memahami dan mendukung -- bukannya otak dan mulut untuk menghakimi dan menguliahi panjang lebar.
Wajar sekali merasakan ketidaknyamanan dan menemui banyak tantangan ketika kita berada dalam situasi baru yang memungkinkan kita untuk tumbuh dan berkembang.
Kini, masa-masa itu telah berlalu.
Lihatlah dirimu sekarang, semakin tegar dan bersinar.
Bagaimana rasanya berada di level yang jauh lebih tinggi?
Menyenangkan, bukan?
Memang sepi, tapi kamu tak pernah sendiri.
Mereka akan selalu setia menjaga dan memandumu hingga misimu selesai.
Tak seperti aku, yang akan pergi setelah menyampaikan pesan yang kau perlukan.