Sunday, 29 September 2024

They Don't Know Us

Kadang, orang suka salah paham.

Jika si A suka berbuat baik dan suka ngasih sesuatu, dipikirnya si A ini tidak memikirkan atau mendahulukan dirinya. Tidak mencintai dirinya sendiri. Merasa harus memberi sesuatu agar bisa diterima atau membuat dirinya merasa berharga.

Padahal, gak semua orang begitu.

Justru karena dia mampu mencintai dirinya sendiri dan sudah cukup dengan dirinya sendiri, makanya dia bisa berbagi dengan yang lain.

Di agama juga kan kita dianjurkan untuk memberikan hadiah, berbuat baik pada sesama. Itu ayat dan hadist-nya jelas banget. Toh ketika kita berbuat pada orang lain, itu juga artinya kita berbuat baik pada diri kita sendiri, sebab segala hal baik yang kita lakukan akan balik lagi ke diri kita. 
Hal paling simpel dan nyata, dengan berbuat baik, karma instan yang langsung kita terima adalah merasa bahagia. Si Hume dan filsuf-filsuf lainnya juga pernah bilang bahwa manusia itu secara natural bisa memperoleh kebahagiaan dengan berbuat baik pada sesama. Gak melulu ke diri sendiri.

Tapi yah begitulah, salah paham sering kali tak terhindarkan.
Orang cenderung menilai sesuatu pake ukurannya sendiri atau ukuran orang lain, bukan memaparkan sesuatu sebagaimana adanya.

----

Ketika orang menolak suatu pemberian, itu juga bukan berarti bahwa dia merasa dirinya tidak layak untuk dicintai atau menerima sesuatu. Sesimpel hal itu tidak sesuai dengan prinsip dia aja. 

___

Ada pula jika si A menghindari spotlight atau foto-foto, dianggapnya tidak percaya diri dan tidak nyaman dengan diri sendiri.

Adalah komentar, "Kamu ini sebenarnya cantik, cuma, bla bla bla."

Lah, siapa pula yang merasa jelek?

Manusia itu unik, kemungkinan itu luas. Alasan atau motif orang-orang di balik pilihannya itu gak sebatas teori mereka yang kita kenal dan terkenal aja. Semua teori-teori mereka itu cuma hasil reduksi, interpretasi subjektif atas segelintir orang yang mereka tahu aja.
Tidak mewakili kemanusiaan secara utuh, tidak mewakili fakta dari setiap orang.
Mereka tidak mengenal siapa kita.

Let's Do and Let Them Do Inner Work

Bukunya Haemin Sunim yang diberikan sebagai kado ulang tahun saya membuat saya semakin merasa kasihan dengan orang-orang yang punya masalah kepribadian.

Ternyata memang benar, masa lalu mereka yang menyedihkanlah yang telah membentuk mereka menjadi seperti itu.
Mereka tentunya enggan untuk menceritakan hal yang menyedihkan supaya dipahami oleh orang lain, kitanya aja yang harus peka.

Akan tetapi, walaupun kasihan, kita harus tetap set boundaries. 
Kasihan bukan berarti mewajarkan dan membiarkan persoal issues orang lain boleh seenaknya mengganggu kita.
Walaupun kita sabar dan baik hati, kita tidak layak untuk dijadikan sebagai pelampiasan atas masalah orang lain.
Kita tidak layak untuk dijadikan spons penyakit, spons energi negatif atau sasaran luka batin orang lain.
Kasihan berarti mampu memahami dan merasa empati, tak punya tendensi untuk menyakiti apalagi menambah sakit hati. 
Kalau kita merasa empati, tentu kita ingin agar orang itu terbebas dari masalah personal yang selama ini membelenggu dirinya. Kita ingin agar dia merdeka, bahagia, bisa hidup damai, hidup harmonis dengan dirinya sendiri dan alam semesta.

Akan tetapi, personal issue hanya bisa dibenahi oleh orang yang bersangkutan. Ini butuh inner work. Dia sendiri yang perlu belajar olah pikir dan olah batin. 

Dari banyak sumber, kenginan untuk menolong atau mengubah seseorang itu justru hanya akan menimbulkan masalah dan meretakkan hubungan. 

Gak ada orang yang suka dihakimi.
Gak ada orang yang suka dikritik.
Gak ada orang yang mau dikasihani.
Kenginan kita untuk membantu masalah personal orang lain justru malah bisa membuat orang yang hendak kita bantu itu merasa lemah, tidak berdaya, tidak mampu, tidak becus atau tidak kompeten untuk menolong dirinya sendiri. Yang begini justru bisa merusak kepercayaan diri dan harga dirinya.

Lalu, apa yang bisa kita lakukan? Kita hanya bisa berdoa dan mencintainya. Biarkan aja dia sadar sendiri. Percaya aja sama dia, percaya bahwa dia pasti bisa melakukan inner work-nya sendiri dengan baik.



---

Kita juga tentunya punya personal issues. Lalu? Sebaiknya kita tidak meminta orang lain untuk memahami dan memaklumi kita terus, tidak meminta orang lain untuk bersabar dengan kita terus. 
Kita juga perlu melakukan inner work.

Orang yang baik dan sabar itu anugerah yang layak kita cintai dengan sebaik-baiknya. 
Jangan malah dijadikan korban atau pelampiasan personal issues kita.