Ini, salah. Itu, salah. Begini, salah. Begitu, salah.
Tidak mau menonjol, dibilang insecure, low self esteem, inferiority complex, minderan.
Percaya diri, dibilang narsis, NPD, superiority complex, megalomania.
Pesimistis, dibilang lemah.
Optimis, dibilang jangan terlalu percaya diri, jangan terlalu yakin, jangan terlalu berharap, jangan berekspektasi nanti kecewa.
Bernafas dan diam saja, dibilang cuek, jutek, penutup, misterius, sombong.
Bicara, dibilang bawel, cerewet, berisik.
Tidak memikirkan uang, dibilang tidak realistis.
Memikirkan uang, dibilang matre, terlalu kejar dunia, tidak bersyukur.
Punya mimpi, dibilang halu, delusional.
Tidak punya mimpi, dibilang madesu.
Tidak bantu, dibilang tega.
Mau bantu, dibilang terlalu ngurusi hidup orang lain, dianggap menghina.
Tidak peduli, dibilang tak punya perasaan.
Peduli, dibilang urus saja hidupmu sendiri.
Mau bersabar dan setia, dibilang bodoh, buta, banyak pilihan, buang waktu dan kesempatan, menunggu yang tak pasti.
Tidak mau setia, dibilang plin-plan, tidak punya komitmen, tidak sabaran.
Tidak berprasangka, dibilang naif.
Berprasangka, dibilang jangan buru-buru menilai.
Pakai perasaan, dibilang jangan pakai perasaan nanti sakit, too much love will kill you.
Tidak pakai perasaan, dibilang psikopat, sakit jiwa.
Benar-benar menjengkelkan.
Baiklah, bagaimana jika mulai sekarang, kita merespon segalanya dengan banyak diam, tersenyum dan tertawa saja?
Pasti hidup kita akan menjadi lebih damai.
Tak perlu lagilah berkata-kata.
Tak perlu lagilah memperlihatkan, menjelaskan atau membuktikan apa-apa.
Kerjakan saja apa yang menurut kita benar.
Wujudkan saja rencana kita diam-diam.
Bukankah kalah, salah dan gagal itu jauh lebih baik daripada tidak memulai atau tidak pernah mencoba sama sekali?
Bukankah satu-satunya hal yang akan kita bawa mati hanyalah pengalaman?
Jangan berisik.
Shhhh 🤫
Kerjakan saja, lakukan saja
Biarkan saja amal kita nantinya yang memberi kesaksian pada hari kiamat.