Sunday, 19 January 2025

Untouchable by Chaos

Kita akan dihadapkan dengan masalah yang sama secara berulang-ulang sampai kita berhasil mengatasinya.
Ya, kita reinkarnasi setiap hari untuk remedial dan untuk menghadapi masalah-masalah lainnya hingga lulus ujian keimanan.
Sering kali yang sulit dihadapi itu bukan benda mati, melainkan manusia.

Belakangan, saya melatih diri supaya tetap waras dalam menghadapi manusia yang ruwet, yang sangat mencintai penderitaan sehingga tidak mau keluar dari situ bahkan menarik orang-orang untuk menderita bersamanya. 
Mereka yang berpikir bahwa hidup tanpa drama itu gak asik, gak seru, dlsb.
Bagaimana caranya?
Banyak diam dan senyum aja, mereka mau gila kek mana juga, ketawa aja. 
Gak perlu terlalu dipikirkan, dibatinkan, dipedulikan atau diberi atensi berlebihan.

Respon seperlunya dan sewajarnya, itu pun kalau semesta mengharuskan kita untuk berinteraksi dengan mereka.
Kalau gak ada mereka di sekitar kita, gak perlu dicari-cari.
Fokus melakukan hal-hal yang membuat kita tambah sehat, tambah cerdas, tambah damai dan tambah kaya aja. 
Kita bangun diri kita sendirilah, gak perlu merisaukan hal-hal yang berada di luar kendali kita. 
Sikap buruk orang lain itu, gak bisa kita ubah, hanya mereka sendirilah yang mampu untuk mengubahnya -- dan hal itu adalah tanggung jawab mereka seutuhnya.
Orang tak berdaya seperti korban perang di Palestina, anak kecil yatim piatu, orang tua renta sebatang kara, orang difabel dll barulah wajib kita pedulikan atau beri perhatian lebih.

Biar mereka yang berjalan di samping kita adalah orang-orang yang waras aja. 
Yang akhlaknya bagus dan mau bertumbuh. Orang-orang problematik yang hobinya bikin stres dan mencintai penderitaan, tinggalin. Orang-orang yang sengaja berbuat onar, bikin ulah, cari gara-gara atau main api bersama orang lain untuk mendapatkan perhatian kita, tinggalin. Semakin gila tingkahnya, semakin jauh juga jarak dan tembok yang perlu kita bikin. Jangan beri atensi, jangan beri atensi. 
Tutup mata, tutup telinga, tutup mulut kita dari mereka.

Kita berhak hidup damai, kita berhak hidup bahagia, bersama orang-orang waras dan baik hati yang sevisi misi dengan kita, mencintai kita, menghormati kita, menghargai kita dan mendukung kita.