Ketika kita merasa kekurangan motivasi, coba tengoklah keadaan sekitar kita. Kita masih muda dan sehat, sementara banyak saudara kita yang dizolimi dan membutuhkan bantuan kita.
Apakah kita tidak malu untuk bermalas-malasan dan menunda-nunda kebaikan padahal kita mampu untuk menolong mereka?
Mengingkari kemungkaran dengan hati itu mudah, mendoakan mereka pun mudah. Namun, jika kita mampu berbuat sesuatu dengan tangan kita juga, bukankah hal itu akan jauh lebih baik?
Coba kita lihat korban perang Palestina. Mereka tidak hanya membutuhkan rasa empati dan doa kita, mereka membutuhkan materi seperti makanan, minuman, air bersih, obat-obatan, pakaian, tempat berlindung dan lain sebagainya yang mana semua itu membutuhkan uang, uang yang kita hasilkan dari tangan kita.
Mereka tidak dapat menunggu, mereka tidak dapat menolong diri mereka sendiri, mereka membutuhkan uluran tangan kita sekarang juga.
Apa yang kita perbuat selama ini?
Alih-alih berdonasi, apakah kita malah mendukung pihak oposisi dengan membeli produk-produk mereka yang merajai pasar dunia?
Alih-alih membantu sesama, apakah kita hanya sibuk memikirkan diri sendiri?
Sebenarnya, siapakah kita dan kepada siapakah kita berpihak?