Ada orang yang mudah tersinggung dengan perkataan kita walaupun kita menyampaikan sesuatu dengan nada dan kata-kata yang halus, juga tidak bermaksud sama sekali untuk menyindir, merendahkan, menuduh ataupun menyalahkannya.
Misalkan begini...
Kita: "Aku agak lama kumpul soal karena aku cek berkali-kali dulu sebelum kumpul."
Dia: "Terus, karena aku cepet artinya aku gak hati-hati, gitu? Itu mah kamunya aja yang lama. Aku kumpul cepet juga bukan berarti aku gak mengecek dulu, ya. Jangan sok iye deh jadi orang, tau deh yang paling hati-hati."
Adapun jika update status, dia seringkali merasa bahwa update status itu pasti untuknya, padahal nyatanya kan kenalan kita bukan hanya dia. Dunia kita bukan hanya dia saja.
Bagaimana rasanya jika harus berinteraksi dengan teman seperti itu setiap hari selama bertahun-tahun? Apakah kita harus meninggalkannya? Jangankan menegur, kita bicara hal biasa saja bisa diinterpretasikan sebagai suatu hal yang sangat negatif dan menyakitkan hatinya.
Alih-alih membencinya, coba kita pahami dia. Kenapa dia begitu? Bisa jadi dia menyimpan banyak luka atau sedang menanggung banyak beban sebagai generasi sandwich sehingga kita dijadikan pelampiasan emosinya. Sebagai teman yang baik, hendaknya kita bisa lebih pengertian dan perhatian. Kalau dia lapar dan sedang bosan dengan menu yang itu-itu saja, temanilah ia menyantap makanan dan minuman yang ia suka. Kalau mukanya terlihat muram dan letih, berilah pijatan yang ringan sambil memutar musik yang santai dan dengarkan ceritanya. Jangan dikit-dikit males atau BT dalam menghadapi teman yang seperti itu. Sebagai teman yang mood-nya lebih baik, hendaknya kita bisa memberikan dukungan moril dan materil yang berarti.
Mungkin ada kalanya kita sebal dan lelah dengan kelakuan teman kita yang baper. Boro-boro diapresiasi, yang ada dinilai salah dan kurang terus, niat baik disalahpahami terus. Saat emosi kita memuncak hingga rasanya ingin meledak dan memutuskan tali silaturahmi, ingatlah segala kebaikannya dan firman Tuhan berikut ini:
Tuhan pasti menginginkan banyak kebaikan dengan mengirimkannya ke hidup kita. Seharusnya kita bersyukur dan bersabar memiliki teman yang baper, karena dialah yang melatih kita supaya lebih bersabar dan lebih berhati-hati dalam menjaga lisan kita supaya kita tidak bangkrut di hari kiamat kelak.