Kita tentu pernah mengalami fase tengil, fase bucin dan fase patah hati sebagaimana anak muda pada umumnya.
Ada fasenya juga di mana kita melakukan banyak kesalahan dan mengalami banyak kegagalan karena kita hanya mengikuti impuls dan kurang persiapan, termasuk kurang ilmu, kurang riset dan kurang pikir panjang.
Kita terlalu percaya diri dan dibutakan oleh ambisi yang irasional sehingga kita tidak mampu membaca keadaan dan mengukur kemampuan diri.
Yah walaupun kita pernah salah dan gagal, setidaknya kita pernah mencoba dengan niat dan cara yang baik walaupun entah salah satu atau keduanya kurang tepat.
Setidaknya, kita mendapatkan pengalaman yang bermakna dan pelajaran yang berharga dari kehidupan yang lalu.
Mahal sekali ya harga dari sebuah pengalaman dan pelajaran hidup.
Jangan terlalu membenci dirimu sendiri karena kesalahan dan kegagalanmu di masa lalu, karena kita semua sama saja.
Kita semua pernah menjadi amatir.
Kita semua pernah salah, kita semua pernah gagal.
Namun, ingatlah, bahwa semua itu hanyalah fase yang perlu kita lewati agar kita mau membuat persiapan yang lebih matang sehingga kita memiliki fondasi yang lebih kokoh dan lebih tepat untuk melangkah maju dengan yakin guna meraih keberhasilan yang lebih pasti.
Maafkanlah dirimu sendiri dan berpalinglah dari mereka yang tak mampu untuk memaafkan kesalahan dan kegagalanmu di masa lalu sehingga kamu terus-menerus merasa bersalah, gagal, rendah diri dan tidak berharga untuk dicintai.
Tinggalkanlah mereka semua yang tinggal di masa lalu, mereka semua yang tinggal di dalam kenangan, mereka semua yang suka mengungkit-ungkit kesalahan dan kegagalan, mereka semua yang betah menyimpan luka dan terlalu melekat pada hal yang pahit dan menyakitkan.
Kamu berhak hidup damai.
Hiduplah di masa kini bersama orang-orang yang memilih untuk hidup di masa kini, tinggalkanlah egomu dan mereka semua yang lebih mencintai egonya ketimbang dirimu.
"No ego, no pain."
― Zen proverb
