Ruqyah merupakan sebuah kata populer yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Banyak orang dari berbagai kalangan yang menjadikan kata ini sebagai guyonan, ada pula yang membahasnya secara serius. Sampai detik ini, masih ada orang yang meminta untuk diruqyah demi tujuan-tujuan tertentu misalnya untuk menghilangkan gangguan jin atau sihir yang jahat pada dirinya.
Akhir tahun enam tahun silam, gak ada angin gak ada hujan, selepas magrib saya mimisan.
Padahal saya sehat-sehat saja.
Sejak saat itu, saya mengalami hal yang sama di jam-jam tertentu terutama dini hari yaitu jam 3 dan 8 pagi. Kadang selepas ashar. Tiba-tiba bisa ngocor aja gitu sampai netes ke lantai.
Saya sudah biasa bangun karena saluran pernapasan saya penuh disesaki cairan berwarna merah. Saya juga sudah biasa mengeluarkan cairan yang sudah menggumpal itu dari mulut saya. Rasanya jangan ditanya seperti apa ketika gumpalan itu melewati lidah saya ketika hendak saya buang. Kadang saya merasa lemas sebelum dan setelah mimisan, tubuh seakan tak bertulang, tapi itu gak lama dan gak selalu begitu. Frekuensi mimisannya juga gak terlalu sering dalam setahun.
Saya pernah ke dokter lulusan UI di RS terkenal, katanya sih gak kenapa-kenapa. Pernah juga ke dokter profesional yang sudah sepuh di tempat prakteknya, diagnosanya sama, I was fine.
Karena sudah sering melihat yang merah-merah setiap bulan, saya gak takut yang gimana sih. Selesai mimisan ya tinggal dibersihkan aja pakai tisu dan air mengalir, kumur-kumur sampai bersih. Jalani hidup juga seperti biasa like nothing happened.
Bahkan, pada gak tahu saya kenapa-napa. Baik rekan kerja, keluarga maupun teman-teman. Saya mikirnya simpel aja, mungkin pembuluh hidung saya tipis karena saya gosok hidungnya terlalu kencang atau gimana gitu ya kan. Saya gak mau overthinking, karena overthinking hanya akan memperburuk keadaan yang sebenarnya biasa aja. Saya gak mau dibunuh oleh rasa takut yang gak nyata, rasa takut yang diciptakan oleh pikiran saya sendiri.
Seandainya saya mendengar suara timpukan pasir atau kerikil, suara benda terjatuh, suara orang berjalan atau suara cakaran di atas genteng malam-malam tepat di atas kepala atau ngikutin saya, saya gak mau menginterpretasikan itu sebagai suatu hal yang luar biasa. Bisa jadi itu buah jatuh dari pohon, ada anak kecil yang iseng, ada kucing atau musang yang lewat, yah banyak kemungkinan. Memang kadang ada juga suara perempuan yang bersenandung tengah malam di depan rumah, adik saya pun dengar. But, so what? Itu hanya senandung. Hal-hal semacam itu kan paling mentok hanya bisa nakut-nakutin kita doang. Kalaupun kita stress, ya itu karena pilihan kita sendiri, karena kita memilih untuk merespon dengan cara yang tidak santai, karena kita memilih untuk menginterpretasikannya sebagai sesuatu yang menakutkan, karena kita tidak mampu untuk mengendalikan rasa takut kita sendiri. Kenyataannya, mereka cuma bisa men-trigger. Tanpa reaksi yang berarti dari kita, mereka powerless. Jadi ya kacangin aja. Belajar cuek, belajar bodo amat, gak usah terlalu dipikirin atau diambil pusing. Jangan dikit-dikit kaitin suatu fenomena yang terjadi ke hal ghaib yang begitu menakutkan. Saya rasa kita juga perlu mengurangi tontonan gak mutu yang membentuk pola pikir kita jadi seorang penakut. Saya sendiri paling gak demen nonton film horor yang bisanya cuma nakut-nakutin dan melemahkan mental orang-orang. Alih-alih mendidik, yang begitu justru bikin generasi kita jadi generasi penakut. Gak bikin bangsa kita bergerak ke arah yang lebih baik.
Walaupun mengalami hal yang aneh, saya tetap bekerja, merintis usaha, berkegiatan sosial, berkebun, jalan-jalan ke mana pun saya mau, masak dan kulineran, berenang di laut, trekking ke gunung, main badminton, kero-kero, main tembak-tembakan, pokoknya menjalani hidup yang bermakna dan penuh warna bersama teman-teman saya seperti biasa. Saya gak mau ambil pusing dan menjadikan masalah saya sebagai alasan untuk mengeluh dan hambatan untuk terus melangkah maju. Setiap kali ingin mengeluh atau merasa down, saya melihat ke bawah. Banyak orang yang nasibnya gak seberuntung kita. Apalagi mereka yang tinggal di daerah konflik, mereka yang hidup dengan penyakit seriusnya di bawah garis kemiskinan, mereka yang hidup dalam penindasan dlsb. Dibandingkan dengan mereka, serius deh, masalah kita itu gak ada apa-apanya. Lagian daripada fokusin pikiran dan energi kita ke hal-hal yang bikin down, kenapa gak ke hal-hal yang indah dan enak aja? Tuhan sudah menciptakan semua ini dengan sempurna, sayang sekali jika kita lewatkan begitu saja. Hendaknya, kita menikmati dan mensyukuri nikmatNya yang halal dan thayyib di dunia ini dengan sebaik-baiknya.
Setiap kali kita dihinggapi masalah, ingatlah bahwa Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya, bersama kesulitan yang terbatas ada kemudahan tak terbatas, tak ada yang abadi di dunia ini termasuk masalah dan penderitaan, dan hati yang gembira adalah obat. Yes, it's not a sin to be happy. Kalau kita gembira, justru itu artinya kita meridhoi dan mensyukuri hidup yang diberikan oleh Allah kepada kita. Yang salah itu menikmati hal-hal duniawi yang haram dan terlaknat supaya kita gembira. Misalnya, pornografi, pacaran/perzinahan, drugs, makanan dan minuman haram, barang ilegal, hal kriminal dlsb.
Di sisi lain... saya pun mikir.
Mungkin ini kode buat saya juga, mungkin sebentar lagi waktunya saya pulang dan menyusul kedua orang tua saya.
Saya pun memperbaiki kualitas ibadah.
Dengan keadaan seperti itu, saya literally bisa mati kapan aja.
Tapi saya sih senang-senang jika harus mati ketika tidur karena tidak bisa bernapas lantaran saluran pernapasan saya dipenuhi darah. Saya memang maunya mati di usia yang gak terlalu tua ketika saya sedang tidur. Tidur, bangun-bangun sudah pindah alam kan enak. Gak perlu merasakan sakit yang gimana sebelum mati.
Saya sudah pulang-pulangin tuh semua buku atau barang apa pun yang belum saya kembalikan, pokoke saya mau bersihin semua dosa dan sangkutan saya sebersih mungkin. Saya juga sudah minta maaf ke orang-orang. Saya gak mau pulang dalam keadaan yang tidak damai, dalam keadaan masih berhutang, dalam keadaan masih bersengketa atau ninggalin rasa gak enak ke orang-orang yang pernah bersinggungan dengan saya. Saya sudah gak peduli gengsi, saya gak masalah minta maaf duluan walaupun gak salah-salah amat termasuk ke para lelaki yang pernah saya tolak-tolakin.
Daripada ribet di akhirat, mending saya kelarin semua masalah saya di dunia.
Filosofi hidup saya sebagai OKJ alias orang keturunan Jawa adalah ini...
Semua harta saya juga sudah saya wasiatkan, saya sudah gak peduli dengan harta. Saya pun cari-cari alasan untuk bisa melihat orang yang saya cintai untuk terakhir kalinya walaupun cuma sebentar karena saya merasa waktu saya tinggal sedikit lagi. Saya cuma mau melihat dia dan make sure dia baik-baik aja tanpa berharap apapun. Memang alasannya agak dibuat-buat dan seolah mendesak, tapi sabodolah. Saya gak peduli dia mau nilai saya seperti apa. Udah mau mati juga.
Akan tetapi, seiring dengan meningkatnya kualitas ibadah saya, saya merasa kesehatan saya berangsur membaik. Beberapa tahun lalu sudah sangat baik, tapi di pertengahan tahun 2023 kumat lagi dua kali. Itu pun sangat sedikit, hanya keluar kurang dari setetes. Cuma seperti orang tergores. Kenapa bisa begitu? Gak tahu pasti. Tapi waktu itu saya solat asharnya telat, waktunya magrib baru solat karena kejebak macet yang parah banget. Padahal saya bisa banget solat dulu di stasiun walaupun keadaannya ramai dan gak nyaman. Saya pikir, gak terlalu jauh jadi sholat di rumah ajalah biar lebih nyaman. Gak tahunya, namanya jalan ya kan gak terprediksi tuh kek mana. Hadeh. Begitu waktu maghrib lah iya saya langsung mimisan. Kedua, ketika saya merasa sangat kesel sama orang karena sikapnya yang sudah sangat keterlaluan secara bertubi-tubi tapi saya gak mau marah-marah dan merusak segalanya.
So far sih sudah gak pernah mimisan lagi. Saya merasa sangat sehat sekarang, malah jarang sakit. Sepertinya saya tidak jadi mati dalam waktu dekat ini 😊
Di tahun 2022-an, pernah saya kumpul-kumpul keluarga kenalan saya, tak sengaja bertemu dengan orang yang mengatakan saya begini dan begitu, katanya ada yang iseng. Memang saya mengalami hal yang aneh itu tepat setelah bertengkar hebat dengan seseorang, karena berbagai kelakuannya yang menurut saya sudah tidak dapat ditoleransi lagi. Saya sudah lama dan sudah berkali-kali mencoba untuk memahami, memaklumi dan memaafkan berbagai kelakuan dia selama bertahun-tahun, tapi kelakuannya masih gitu-gitu aja ke saya dan orang-orang lainnya, akhirnya saya konfrontasi dong.
Tapi saya mikir ... Lah, tahu dari mana itu ulah dia? Kan si penutur ini gak punya bukti maupun saksi. Kenal juga kagak.
Tapi yang bilang orang ini iseng bukan cuma dia. Temen saya yang pernah bersinggungan sama dia pun mengatakan hal yang sama. Katanya dia begini dan begitu. Kata orang-orang pun auranya memang ngeri, bikin bulu kuduk berdiri. But, who cares?
Saya gak maulah berprasangka buruk sama orang lain, apalagi tanpa saksi dan bukti. Kita gak boleh loh asal nuduh orang lain, karena kalau kita salah itu jadinya bisa fitnah. Ngasih tahu hal beginian pun jatohnya bisa adu domba orang lain.
Orang yang saya temui waktu kumpul-kumpul ini pun menawarkan jasa ruqyah dengan baca-bacaan Al Qur'an, tapi dia bilang ruqyahnya itu butuh waktu sekian hari dan efeknya nanti bisa macem-macem. Bisa muntahlah, lemas lah dll.
Saya mikir kok ribet amat yak?
Saya pun cerita ke tante saya tentang apa yang saya alami. Dia kaget mendengar kisah saya. Kebetulan, adik papa saya ini orang yang relijius dan punya guru khusus yang berpatokan sama Al Qur'an dan hadits. Gak neko-neko. Katanya gak usah ruqyah, baca-baca sendiri aja. Gitu.
Banyak ahli agama yang bilang amalin aja bacaan ini pagi dan petang 100 x.
Saya pun baca-baca tentang ruqyah, katanya orang yang sengaja minta diruqyah itu bisa kehilangan kesempatan masuk surga tanpa hisab. Wah untung saya gak mau diruqyah waktu itu, jadinya saya masih punya kesempatan untuk masuk surga tanpa hisab. Alhamdulillah.
Singkat cerita, saya melalui semua ini sendiri. Sering kali saya cuma sendirian aja di kamar melewati malam-malam yang panjang dan sunyi. Biar gak sepi-sepi amat, saya setel aja murotal setiap hari sampai subuh. Takut? Kalau dibandingkan denganNya, semua ini tentu gak ada apa-apanya. Entah itu demit, setan, hantu, jin, iblis, lelembut, jurig, makhluk halus atau apalah itu namanya. Seujung kuku pun gak ada. Allah yang punya alam semesta, kuasa atas segalanya, raja dari segala raja. Kenapa kita perlu setakut itu jika kita bersama dengan Allah? Tanpa seizinNya, gak akan ada satu pun hal yang bisa menyentuh apalagi mencelakai kita.
Saya gak mau diruqyah salah satu alasannya tuh karena saya gak mau ketergantungan pada orang lain akan suatu hal yang bisa saya lakuin sendiri.
Andai kata pun ada gangguan sihir, yakali setiap saya merasa ada gangguan saya harus minta tolong orang lain? Orang lain kan punya kesibukannya masing-masing, punya urusannya sendiri. Kadang tidur, kadang mandi, kadang bab, kadang lagi main sama anak, kadang nyetir, kadang asik berduaan sama pasangannya. Gak bisa stand by nolongin kita. Sesuai ayat kursi, yang bisa stand by nolongin kita 24 jam seumur hidup ya hanya Allah. Memang sudah kerjaan Allah untuk mengurus kita semua sebagai makhlukNya secara terus menerus tanpa merasa keberatan sama sekali. Allah berdiri sendiri, tidak punya sekutu, tidak pernah mengantuk dan tidak pernah tidur, Dia Maha Tahu (gak sok tahu, nebak-nebak, nerawang-nerawang seperti dukun). Cuma Allah yang bisa kita andalkan dan percaya 100%.
Solusi dari masalah sihir ini sebenernya ada di kita.
Walaupun kita diruqyah jutaan kali, kalau kitanya masih gak bisa jaga diri, masalahnya akan balik lagi dan lagi.
Kita yang harus memperkuat iman dan tauhid kita, kita harus bisa melakukan penyucian atau pemurnian diri, kita harus bisa bentengin diri kita sendiri supaya hal beginian gak bisa masuk dan mental sendiri.
Jangan bergantung sama orang lain, bergantungnya sama Allah aja.
Kita kan punya Allah, kita terhubung langsung ke Allah, kapan pun, di manapun kita berada. Keterpisahan ruang dan waktu itu cuma ilusi.
Ngapain pula kita harus muter dulu, pake perantara orang lain segala untuk ngomong atau mintain tolong buat kita? 😅
Ini kan artinya kita kurang ngerti bagaimana hubungan kita dengan Allah dan bagaimana sifat-sifat Allah.
Kita ngomong langsung aja ke Allah, minta perlindungan langsung ke Allah seperti yang dilakukan oleh orang-orang beriman di bagian akhir surat Al Baqarah (minta dengan hati yang bertobat). Gak perlu pakai perantara orang lain untuk komunikasi sama Allah.
Gak perlu pakai perantara orang lain untuk meminta bantuan dan perlindungan dari Allah. Ya langsung aja ke Allah, gratis, gak pakai lama, gak pakai ribet.
Alasan kedua, ini orang belum apa-apa udah minta sesuatu yaitu perlengkapan sholat. Pegangan saya yang utama adalah Al Qur'an, saya inget banget surat Yasin yang bunyinya begini:
Orang yang mendapatkan petunjuk itu gak minta imbalan apalagi ke orang yang konteksnya sedang ditimpa musibah, kalau kebalikannya berarti apa?
Udah paling bener minta tolong ke Allah aja. Gak perlu pergi ke mana-mana karena Allah selalu bersama kita, gak perlu mengeluarkan uang sepeser pun karena Allah Maha Kaya.
Setahu saya, jika kita ingin senantiasa dilindungi oleh Allah dari segala perkara yang kurang baik, kita juga harus menjaga aturan Allah.
Kita gak usah neko-neko jadi orang. Solat jangan sampai bolong, ngaji jangan sampai skip, jadi orang yang lurus-lurus aja, jangan nyimpan kotoran di dalam diri. Pikiran dan perasaan kita harus sering-sering dibersihkan. Hindari dosa sebisa mungkin, hindari segala hal yang Allah larang, yang Allah gak suka. Banyakin istighfar, sholawat, dzikir, puasa, sedekah, belajar, dll dengan kesungguhan hati, dengan pemaknaan dan penghayatan yang dalem. Ya lakuin aja segala hal yang baik-baik setulus mungkin karena Allah. Kalau ada orang yang rese, ingatkan aja, maafin aja, dan doakan kebaikan untuknya misalnya supaya dia cepat tobat dan berhenti mengulangi kesalahan yang sama. Orang yang dizolimi kan doanya mustajab ya, kan? Kalau memang itu orang perlu disentil dulu biar sadar, biar Allah aja yang turun tangan langsung. InsyaAllah kalau begitu caranya, hidup kita damai, hidup kita selamat dunia akhirat. Aamiin.