Kadang fungsi buku tak ubahnya rokok, cuma buat alasan aja agar bisa menikmati kesendirian di suatu tempat yang sama berlama-lama. Saya sering buka buku, tapi mata ke mana fokus ke mana. Aneh aja sih kalau merenung atau menikmati fenomena tanpa ada kegiatan sampingan, entar disangka kesambet atau pengen bunuh diri. Namun hingga detik ini, saya nggak pernah ngerokok barang sehisap pun. Sama kayak making out aja sih, sekali udah kecanduan, kemelekatan pada kenikmatan rokok bakal susah dilepas; otak bakal terngiang-ngiang dan nagih terus.
Ada yang namanya studi kasus dan ego transendental, nggak mesti ngalamin dulu untuk memahami kan...?
Pengetahuan baru, kritik, ataupun nasehat... apalagi yang disampaikan secara etis dan estetis. Meskipun itu bertentangan dengan saya, kalau muatannya baik dan benar, ya saya terima. Yang apa adanya kan nggak selalu baik, mau mengubah dan berubah juga tanda cinta yang bisa berbuah manis di akhir. Kadang kita memang perlu membunuh (sebagian) diri berkali-kali untuk bisa terlahir kembali dengan format yang lebih baik. Dengan menjadi ignorant yang sombong dan defensif pada masukan yang baik, itu sama aja kek mengutuk diri sendiri untuk selamanya menjadi ulat.
Arti sahabat menurut saya adalah yang berani menegur seperti L. Lawliet, bukan yang setuju-setuju aja asal Anda senang, bukan yang tega membiarkan bahkan menghasut teman sendiri ke jurang kegelapan. Jika kebanyakan orang tidak berpikir; apakah bijak menyenangkan yang banyak itu secara membabi-buta demi penerimaan atau popularitas?
Namun masalah berhenti menjadi pecandu itu masalah komitmen sama diri sendiri dan buat diri sendiri aja sih. Mau sesadis apa pun hasutan dunia pergaulan, mau sesabar apa pun pacar yang penuh kasih sayang itu nasehatin, itu nggak bakal bikin Anda berhenti jadi pecandu kalau diri Anda sendiri nggak bisa motong nafsu ke situ. Cari, atau buat candu baru yang lebih sehat mungkin bisa lebih membantu.
Menyalahkan yang lain seperti mengatakan bahwa yang lain memberi pengaruh adalah bad faith karena semua keputusan tetap berada di tangan kita masing-masing. Teman saya banyak yang pecandu rokok, miras, casual sex, atau riba ... tapi saya bisa kok nggak ikut-ikutan walaupun suka ditawarin. Penawaran tanpa pemaksaan menurut saya masih fine-fine aja. Kewajiban saya sebagai teman juga hanyalah sebagai pengingat yang nggak perlu memaksa. Respon yang lain mau bagaimana nanti, itu bukan urusan saya lagi.
Knowing others is intelligence
Knowing yourself is true wisdom
Mastering others is strength
Mastering yourself is true power
-Lao Zi (604-531SM)