Kehidupan adalah siklus
Suatu perputaran terus-menerus
Yang mempertahankan keseimbangan
Keseimbangan adalah hasil
Kerjasama dan kompetisi
Dari berbagai peran berkarakter
Yang bersinergi
Terus-menerus
Sesuai batas kewajaran
Suatu perputaran terus-menerus
Yang mempertahankan keseimbangan
Keseimbangan adalah hasil
Kerjasama dan kompetisi
Dari berbagai peran berkarakter
Yang bersinergi
Terus-menerus
Sesuai batas kewajaran
-Ernflaw
Ikan-ikan berenang lincah, dagingnya tentu segar bila sirkulasi energinya pun bersih dan lancar. Ayam-ayam bebas berkeliaran mencari makan, daging dan telur-nya kaya rasa dan bebas penyakit. Hewan ternak yang kurang berjemur, kurang gerak, kurang udara bersih, kurang nutrisi—tak ubahnya seoonggok bangkai penuh penyakit. Tapi, berapa banyakkah pengusaha yang tak melulu mengedepankan efisiensi? Berapa banyak pengusaha yang sudi mendengarkan alam dan nuraninya sendiri? Check this out. And many more...
Ia menggali tanah di lahan terbengkalai, peninggalan orangtuanya yang termakan omong kosong “kemajuan”. Ada banyak bungkus produk yang sulit terurai dan komposisinya pun mematikan. Produk yang proses produksi dan distribusinya menghasilkan polusi itu pula, merupakan produk keseharian yang sebagian labanya dipakai untuk mendanai perang di Timur Tengah sana. Ia merasa lucu dengan orang-orang, bekoar-koar soal perdamaian dunia, tapi masih juga memakai aneka produk yang mendanai perang setiap hari. Bila diakumulasikan, donasi sesekali untuk korban jelas telak di bawah donasi untuk pelaku kejahatan. Tapi, berapa banyakkah pembeli yang berideologi? Yang tahu perputaran uang dan dampak dari apa yang mereka konsumsi? Yang tahu mengapa harga komoditasnya bisa murah? Yang ucapannya sejalan dengan tindakannya?
Ia melihat seorang pengembala bugar membiarkan sapinya yang jinak memakan rumput yang segar. Sapi menghasilkan susu dan daging, gas buangannya berguna untuk menghangatkan Bumi yang semula hanya -18° C, kotorannya menyuburkan dan bisa jadi bahan bakar, kulitnya hangat dan lentur. Sungguh berguna, pikirnya, tak tahu diri namanya bila hewan sebaik itu masih diperlakukan semena-mena. Tapi, berapa banyakkah yang memperlakukan sapi dengan manusiawi? Apakah manusiawi mengandangkan sapi dalam kandang sempit menyengsarakan, inseminasi buatan untuk dibuat hamil dan diambil susunya terus-terusan, menyuntikkan rBGH, memberi pakan hasil rekayasa penuh sintetik berbahaya yang itu-itu saja, dan melepas nyawanya dengan sakit yang menyengsarakan?
Setiap makhluk hidup terkutuk untuk makan dan dimakan. Mustahil murni baik di dunia ini, mustahil hidup tanpa membunuh. Yang paling mungkin hanya membunuh dengan menciptakan sedikit mungkin rasa sakit dan kerusakan. Buah dan non-buah yang jatuh dari tangkainya pun, penuh kehidupan dalam skala mikrokosmos.
Selesai berkebun, ia pun makan makanan organik secukupnya. Dengan berlebih-lebihan, itu sama saja membunuh banyak nyawa yang berharga untuk sesuatu yang sia-sia. Daya homoestatis pada segala yang hidup, akan membuang lagi kelebihan nutrisi demi mempertahankan keseimbangan yang menjadi kunci kehidupan. Memang yang hidup punya daya homoestatis, tapi bagaimana jika self-destructing yang terjadi lebih cepat dan lebih besar dari self-healing?