Saturday, 7 June 2025

Tantangan dalam Dunia Bisnis: Memenuhi Kuantitas

Kata orang sih kunci kesuksesan itu adalah konsistensi. Konsisten ngiklan misalnya.

Sumpah ya, saya jarang banget ngiklan atau promosi gitu. 
Gak inget terakhir itu kapan. Di WA mungkin dua atau tiga tahun lalu. Itu pun cuma sekali dua kali pasang status. Di X? Aduh, gak tahu. Terakhir update posting pribadi seingat saya tahun 2021.

Kenapa jarang? Karena cuma sampingan aja, gak mau banyak orderan, karena gak ngiklanin pun orang pada nyari. Niat saya jualan itu ya bantu orang, biar dapat madu asli kualitas terbaik dengan harga terjangkau. Utamanya buat obat sesuai sunnah. Buat kasih contoh juga ke masyarakat bisnis yang baik itu gimana. Gak orientasi ke profit, tapi jalani perintah Tuhan. Jaga lingkungan, dukung program konservasi, support 3R, support circular economy dan support petani lokal atau masyarakat adat yang hidup selaras alam. Gak nipu, gak curang. Jujur dan lurus-lurus aja. Gak pake follower palsu, order palsu atau review palsu. Semuanya asli dan murni, seperti setiap tetes madu yang saya jual.

Belakangan ini pun penjualan saya dibantuin 2 sales pasangan naga. Tiba-tiba datang dan nawarin aja buat bantu. Saya gak kenal itu para lelaki yang fotonya saya pasang di sosmed jualan saya. Mereka yang ngiklanin, mereka yang jualin.


Tanpa saya sadari, partner saya 3 orang shio naga semua. Dalam buku Ilmu Bisnis Tionghoa yang pernah saya baca, tingkat kecocokan shio tikus-monyet-naga itu bisa sampai 10 lho. Saya mengakui hal ini memang benarlah adanya. 


Nah, saya rasa tantangan bisnis tuh bukan cuma nyari buyer ya. Tapi ya ini, menyanggupi permintaan konsumen. Capeknya bukan nyari konsumen, tapi menuhi permintaan mereka bukan dari segi kualitas tapi kuantitas. Yang namanya madu hutan kan gak mungkin banget dipercepat atau diperbanyak, tergantung tersedianya di alam aja. Gak mungkin saya nyuruh lebah-lebah liar itu buat bikin lebih banyak dan lebih cepat. 

Kakak saya pun punya sampingan jualan risol dan cireng isi gitu. Walaupun gak pernah masak sebelumnya, masakan dia enak banget. Laris manis di grab dan gojek walaupun pada jarang kasih review atau bintang setelah bli. Pelanggan di grab dan gojek kata dia royal dan loyal, pajaknya pun hanya 20%. Katanya kalau shopee itu pajaknya lebih besar, 25%, udah gitu banyak tingkah pembelinya, kurang apa dikit suka komplen.

Kerjaan kakak saya ini nolakin permintaan konsumen karena gak sanggup memenuhi permintaan yang membeludak. Soalnya dia masih ngelakuin segalanya sendiri dan manual, namanya juga baru banget buka. Baru juga berapa hari, lebaran kemaren masih ngetes resep dan minta masukan.
Daripada ladenin yang bli banyak sekaligus tapi sesekali, dia lebih pilih untuk jaga stok toko supaya toko tetap buka dan pelanggan gak kecewa.